Malang (Antara Jatim) - Bencana tanah longsor yang sering terjadi di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, khususnya pada musim hujan, kini bisa dideteksi dengan menggunakan alat pendeteksi, sehingga korban jiwa maupun kerugian materiil diharapkan bisa diminimalikan. "Alat pendeteksi tanah longsor milik Pemkab Malang ini lebih bagus daripada buatan Jepang karena alat deteksi buatan Jepang sensornya hanya dari bawah, sedangkan milik kita bisa mendeteksi dari bawah, samping maupun atas," kata Bupati Malang, Rendra Kresna di Malang, Selasa. Hanya saja, kata Rendra, jumlah alat pendeteksi longsor tersebut masih belum memadai, sehingga hanya dipasang di titik-titik rawan longsor saja. Namun, secara bertahap pemasangan sensor atau alat deteksi longsor tersebut akan dipasang secara bertahap di seluruh wilayah rawan. Ia menjelaskan sensor pendeteksi akan memunculkan sirine dan bunyi cukup keras, sehingga saat terjadi tanah longsor bisa diketahui lebih dini, sehingga tidak sampai terjadi korban jiwa maupun kerugian materi yang cukup besar karena warga bisa mengungsi lebih cepat. "Kami bersyukur punya ribuan relawan tanggap bencana yang jumlahnya mencapai ribuan, bahkan mereka ini berada di hampir seluruh desa. Ribuan relawan bencana ini, tergabung baik dari organisasi terstruktur tingkat nasional, daerah hingga di posko-posko desa siaga bencana yang ada di Kabupaten Malang," ujarnya. Rendra mengakui keberadaan ribuan relawan tersebut sangat membantu tugas pemerintah daerah dan sumbangsih ribuan relawan bencana itu, mampu meminimalisasi adanya korban jiwa dan kerugian materi yang lebih besar. Sebelumnya Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Hafi Lutfie, mengatakan BPBD setempat telah memasang alat pendeteksi tanah longsor atau ekstensometer di dua titik rawan, yakni di Kecamatan Pujon dan Ampelgading. Untuk sementara alat pendeteksi tanah longsor tersebut hanya dipasang di dua lokasi dan secara bertahap akan dipasang di sejumlah titik yang selama ini juga rawan bencana tanah longsor, seperti di Kecamatan Tirtoyudo, Donomulyo dan Ngantang. "Selain memasang alat pendeteksi di dua lokasi rawan, kami juga akan mengoptimalkan keberadaan relawan untuk menangani bencana di tingkat pertama dengan harapan segera tertangani dan tidak sampai ada korban jiwa. Jumlah relawan yang bergabung dengan BPBD saat ini sekitar 5.000 orang dan tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Malang," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015