Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak tujuh perkumpulan pedagang Pasar Turi berkoalisi dengan membentuk Gerakan Pedagang Pasar Turi Surabaya Korban Kebakaran (GPPSKK) sebagai bentuk protes kepada investor Pasar Turi, yakni PT Gala Bumi Perkasa karena dinilai telah banyak merugikan pedagang.
"Kami kecewa dengan pembiaran yang dilakukan Pemkot Surabaya atas kerja sama dengan investor yang merugikan negara. Selain itu, banyak pungutan investor yang menyengsarakan pedagang," kata Ketua Himpunan Pedagang Pasar Turi (HPP), M Taufik Aldjufri usai deklarasi GPPSKK di posko GPPSKK di komplek Tempat Penampungan Sementara (TPS) Pasar Turi, Jumat.
Tujuh perkumpulan itu di antaranya, Kelompok Pedagang Pasar Turi (Kompag), Himpunan Pedagang Pasar Turi (HPP), Himpunan Pedagang Pasar Turi (HPPT), Paguyuban Pasar Turi Bersatu (P3TB), Persatuan Pedagang Pasar Turi (P3T), Tim Pemulihan Pasca Kebakaran (TPPK) dan Majelis Pedagang Pasar Turi (MPPT).
GPPSKK, lanjut dia, prihatin dengan nasib pedagang Pasar Turi yang memiliki tanggungan lebih dari 5.000 anggota keluarga.
Dia menduga, berdasarkan dokumen yang ada, secara hukum perjanjian "build operation transer" (BOT) antara investor dengan Pemkot Surabaya terjadi kecurangan.
Hal ini dikarenakan investor cenderung mengulur-ulur pembangunan dengan berbagai alasan. Seharusnya, pembangunan selesai pada Februari 2014 lalu, tapi hingga sekarang belum selesai. Akhirnya, pedagang Pasar Turi lama tidak bersedia menempati stan hingga pembangunan tuntas 100 persen.
"Kami akan terus melawan atas pembukaan Pasar Turi. Ini investor sudah ingkar janji. Sampai detik ini, kami akan mengajukan proses hukum. Kami juga sudah laporkan investor ke Polda Jatim dengan pasal penggelapan," katanya.
Kuasa hukum GPPSKK, I Wayan Titib Sulaksana menambahkan sebenarnya dalam pembangunan pasar legendaris ini, investor tidak mengeluarkan uang sepeserpun. Diperkirakan, semua biaya pembangunan pasar mengandalkan dari uang pedagang.
Sebab, lanjut dia, sebelum Pasar Turi dibangun, pedagang sudah diminta untuk membayar 20 persen dari total harga stan. "Ini benar-benar investor hanya modal nekat. Nah kenapa kok bisa investor ini menang lelang, saya menduga mereka ada main dengan oknum di Pemkot Surabaya. Dugaan ini makin menguat setelah Pemkot tak kunjung bertindak tegas dengan segala pelanggaran yang dilakukan investor," kata Wayan.
Sementara itu, Humas PT Gala Bumi Perkasa, Adi Samsetyo enggan menanggapi semua polemik dalam pembangunan Pasar Turi. Menurut dia, saat ini pihaknya ingin fokus pada pedagang yang hendak berjualan karena diperkirakan beberapa hari kedepan para pedagang yang belum bisa buka pada hari pertama, akan segera menyusul untuk buka.
"Kalau ditanya soal progres pembangunan saya pastikan sudah selesai 100 persen. Semua sarana dan prasarana juga sudah siap semua, seperti aliran listrik, air, bahkan lift juga sudah bisa digunakan. Maka, saya minta semua pedagang ayo berjualan lagi," katanya disela-sela tasyakuran pembukaan Pasar Turi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015