Tulungagung (Antara Jatim) - Serangan wabah chikungunya di wilayah Tulungagung bagian selatan, Jawa Timur diduga semakin meluas seiring kian banyaknya penderita yang di rawat di klinik kesehatan dan puskesmas terdekat.
Koresponden Antara di Tulungagung, Minggu melaporkan, lebih dari 100 warga dari empat desa di Kecamatan Kalidawir mengalami keluhan yang sama dengan gejala mirip chikungunya.
Mereka mengalami panas tinggi, bintik-bintik merah serta bengkak di sekujur tubuh dan kemudian diikuti kelumpuhan sesaat.
"Kasus ini (wabah chikungunya) sebenarnya sudah kami laporkan ke puskesmas dan dinkes, namun katanya belum bisa dilakukan pengasapan karena saat itu kasus belum mencapai 40 rumah," terang Dwi Astutik, perangkat (Jogo Waluyo) Desa Bendilnjet, Kecamatan Kalidawir.
Di desanya, kata Dwi Astuti, jumlah penderita telah mencapai puluhan orang. Kasus kelumpuhan sementara yang diawali panas tinggi dan badan lemas tersebut terjadi bergiliran antara satu penderita dengan penderita yang lain.
Menurut data di Klinik Sam Medika, Kecamatan Kalidawir, jumlah pasien yang berobat karena mengalami gejala mirip chikungunya mencapai 100 orang lebih.
Mereka tidak hanya berasal dari wilayah Desa Bendilnjet, tetapi juga berdatangan dari desa-desa lain sekitarnya, sepertu Desa Karangtalun, pagersari, dan Joho.
"Awalnya gejala yang dialami pasien mirip DB (demam berdarah), tapi setelah kami lakukan cek laboratorium, hasilnya diidentifikasi sebagai virus chikungunya," kata Direktur Klinik Sam Medika, Samuri.
Dikonfirmasi mengenai hal ini, Kabid Pengendalian Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Tulungagung, dr Triswati mengaku pihaknya belum mendapat laporan pasti dari Puskesmas Kalidawir.
"Memang ada laporan kasus demam menyerupai chikungunya, namun puskesmas belum mengonfirmasi lagi hasil penelitian laboratorium," jawabnya.
Berdasar laporan dari bidan desa, lanjut dia, kasus kelumpuhan masal yang diduga akibat wabah chikungunya tersebut tidak terjadi serentak, melainkan bergilir.
"Besok (Senin, 22/12) puskesmas akan membuat laporan dan dinas akan segera melakukan 'fogging' (pengasapan) dan larvasidasi," tegasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014