Bangkalan (Antara Jatim) - Mahasiswa Bangkalan, Jawa Timur, meminta agar pemerintah bisa mengelola minyak mentah sendiri, sehingga pasar minyak tidak bergantung pada dunia.
"Negara kita ini penghasil minyak, tapi kita tidak bisa mengelola minyak di dalam negeri, malah minyak mentah hasil kekayaan alam kita ini dipasok ke luar negeri," kata aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Bangkalan Ach Wahidi, saat menyampaikan orasi dalam unjuk rasa menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM, Selasa.
Sebagai negara penghasil minyak, katanya, Indonesia seharusnya bisa menikmati hasil kekayaan alam yang ada di negeri ini.
Caranya dengan mengolah minyak sendiri, bukan malah dijual mentahnya ke luar negeri. Ia yakin Indonesia sebenarnya mampu melakukan hal itu, karena sumber daya manusia (SDM) Indonesia banyak yang pintar.
Beberapa tahun lalu Indonesia bahkan pernah memproduksi pesawat terbang dan mobil di dalam negeri, namun karena kebijakan politik dalam negeri yang kurang mendukung, perusahaan anak bangsa itu akhirnya rugi dan tidak bisa dikembangkan.
Dalam hal pengelolaan minyak, katanya, Wahidi yakin, Indonesia mampu melakukan hal itu.
"Nyatanya, kita menjual minyak mentah, dengan murah, lalu kemudian minyak yang kita jual itu, kita beli lagi dengan harga yang sangat mahal," katanya.
Maka, sambung dia, dengan cara seperti itu, bangsa Indonesia jelas tidak akan bisa menikmati kekayaan alam yang ada di Nusantara ini.
Disisi lain, Wahidi meminta agar pemerintah melakukan renegoisasi ulang, terkait kontrak kerja sama migas yang dikuasai pihak asing. Tujunannya untuk menasionalisasikan aset negara.
Sekitar 50 mahasiswa yang tergabung dalam GMNI Bangkalan, Selasa, berunjuk rasa di depan SPBU kota Bangkalan, menuntut pemerintah membatalkan kenaikan BBM.
Unjuk rasa oleh GMNI terkait penolakan kenaikan BBM yang telah dimumkan pemerintah Senin (17/11) malam itu, merupakan bagian dari elemen organisasi mahasiswa yang berunjuk rasa kali ini.
Selain GMNI, organisasi ektra kampus lainnya, yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bangkalan juga berunjuk rasa dengan tuntutan yang sama.
Bahkan aksi yang digelar HMI sempat ricuh, setelah melakukan aksi menutup jalan raya di Kota Bangkalan, hingga menyebabkan arus lalu lintas terhenti. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014