Surabaya (Antara Jatim) - Puluhan mahasiswa dari berbagai elemen yang tergabung dalam Jaringan Mahsiswa Pejuang (JMP) Surabaya menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Salah seorang peserta aksi Achmad B, di Surabaya, Senin, mengatakan, rezim baru Joko Widodo - Jusuf Kalla dianggap sebagai Presiden populis yang disebut sebagai ratu adil atau satria piningit yang dapat mengubah nasib rakyat Indonesia. "Jokowi ingin melahirkan sebuah sistem gaya pemerintah yang bersandar dari rakyat dan ini adalah ilusi yang mendalam yang dilahirkan terhadap rakyat Indonesia," katanya. Ia mengatakan, alasan APBN habis itu alasan klasik dan alasan ini sama dengan rezim SBY-Boediono. "Alasan BBM habis itu tidak masuk akal. Dan kedepan pasangan ini akan tetap mengandalkan pembangunan nasional yang bersandar pada investasi dan hutang," katanya. JMP yang terdiri dari berbagai elemen mahasiswa seperti HMI, PMII, LMND, GMNI, GMKI dengan tegas menolak rencana kenaikan BBM yang dilakukan pemerintah Jokowi-JK. "Jokowi katanya membela kaum miskin. Tapi apa kawan-kawan, belum 100 hari sudah berani menaikkan BBM. Kami semua sepakat menolak kenaikan BBM. Kami akan menggandeng rakyat untuk menolak kenaikan BBM," katanya. Dalam aksinya, mereka juga membeber berbagai poster yang di antaranya bertuliskan 'JMP bersama rakyat tolak BBM naik', 'Jangan obral aset bangsa Indonesia', 'Salam gigit jari', 'Menagih janji 3 sakti Jokowi'. Aksi yang dilakukan dari Jalan Pemuda sampai dengan Jalan Gubernur Suryo, Surabaya ini sempat membuat kemacetan arus lalulintas yang ada di lokasi tersebut. Petugas Kepolisian Resor Surabaya ini juga melakukan pengaturan supaya tidak terjadi kemacetan akibat aksi ini.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014