Oleh Aris Wasita Widiastuti Semarang (Antara) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah ingin mengubah citra tenaga kerja Indonesia yang selama ini identik dengan masyarakat kurang berpendidikan, menjadi tenaga terampil dan lengkap dengan sertifikat pelatihan. "Selama ini tenaga kerja dari luar negeri yang datang ke Indonesia adalah mereka yang memang terampil di bidangnya, sedangkan kalau dari Indonesia keluar negeri sering diidentikkan dengan TKI yang tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi," ujar Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindag Provinsi Jateng Ratih Susyanti Sudamar di Semarang, Selasa. Menurut dia, cara pandang tersebut harus diubah agar tenaga kerja dari Indonesia yang bekerja di negeri orang bisa lebih dihargai, salah satunya melalui pemberian upah yang tinggi. Apalagi, katanya, dalam waktu dekat ini Indonesia harus menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang artinya persaingan dengan negara-negara lain di ASEAN semakin ketat. Menurut dia, persaingan tidak hanya terkait kualitas produksi atau pasar tetapi juga sumber daya manusia. Ia menjelaskan jika SDM lokal tidak segera memperbaiki kemampuan diri, salah satunya dengan mengikuti proses sertifikasi, akan lebih banyak SDM dari luar negeri yang bekerja di Indonesia. "Kami akui, kalau Jawa Tengah sendiri sebetulnya belum 100 persen siap menghadapi MEA. Dalam hal ini sektor SDM menjadi salah satu masalah utama," katanya. Oleh karena itu, katanya, saat ini hampir semua kementerian mengarahkan pada pentingnya penggunaan sertifikasi untuk menghadapi gempuran perusahaan-perusahaan asing yang akan datang ke Indonesia pada MEA 2015. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu memberikan pelatihan lengkap dengan sertifikat kompetensi. Wakil Ketua Bidang Iptek Kadin Jateng Sasongko Tedjo mengatakan dalam mempersiapkan tenaga kerja yang terampil, seharusnya bukan hanya menjadi tugas pemerintah tetapi juga kalangan industri yang dalam hal ini membutuhkan tenaga terampil. "Seharusnya industri juga mulai memberikan fasilitas pendidikan kepada para tenaga kerja, bukan yang bersifat formal tetapi informal," katanya. Sebetulnya, katanya, tenaga kerja di Jawa Tengah terkenal dengan karakteristiknya yang mudah diajak kerja sama sehingga menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif dibandingkan dengan daerah lain. "Meski demikian, nilai plus tersebut juga harus diimbangi dengan keterampilan sehingga semakin memicu ketertarikan investor untuk masuk ke Jawa Tengah," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014