Surabaya (Antara Jatim) - Salah seorang "guru bangsa" Prof Syafii Maarif meminta pelajar untuk menghilangkan mentalitas terjajah yang selama ini menjangkiti para pemimpin bangsa, sehingga bangsa Indonesia sulit berkembang untuk maju. "Kita memang cukup lama dijajah, sehingga kita memiliki mentalitas sebagai bangsa terjajah, tapi kalau mentalitas itu ada terus justru akan membuat kita sulit berkembang untuk maju," kata mantan Ketua Umum PP Muhamadiyah itu di Surabaya, Senin. Di hadapan seribu pelajar se-Indonesia dalam "Kongres Pelajar Nusantara" yang digagas pemimpin OSIS se-Surabaya bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Surabaya, ia mengharapkan mentalitas terjajah diganti dengan mentalitas merdeka. "Mentalitas terjajah itu selalu merunduk bila bertemu bule (orang asing), selalu minder berhadapan dengan orang lain, dan mental lainnya yang menghambat diri kita untuk maju," katanya di hadapan peserta kongres sejak 8 November hingga 12 November 2014 itu. Ditanya peserta dari Sumatera dan Papua tentang cara menghilangkan mentalitas terjajah, salah seorang cendekiawan muslim yang akrab disapa Buya itu menyebut tiga cara sederhana yakni jangan meniru generasi angkatan sekarang yang korup. "Cara kedua, bacalah biografi para pendiri bangsa ini, seperti Bung Karno, Bung Hatta, Hamka, Ali Sastroamidjojo, Leimena, Tan Malaka, Bung Tomo, dan para ulama Jatim yang terlibat dalam Pertempuran Sepuluh November dengan bambu runcing," katanya. Cara ketiga, pelajar Indonesia harus meyakini bahwa pendidikan yang ditempuh sama dengan pelajar lain di seluruh dunia. "Kalau pelajar lain pintar, kita juga punya BJ Habibie yang ahli bikin pesawat. Jadi, ucapkan sayonara pada mental budak," katanya. Dalam kesempatan itu, Buya Syafii Maarif menyarankan perlunya meniru generasi sekarang yang "gila" atau tidak korup tapi dekat dengan rakyat, di antaranya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014