Kediri (Antara Jatim) - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur Akhmad Munir meminta polisi mengusut dan memproses kekerasan yang terjadi pada jurnalis saat melakukan peliputan unjuk rasa massa di kantor Pemkab Pamekasan. "Polisi harus usut dan memprosesnya. Kasus itu sudah masuk pada kekerasan, apalagi terjadi di depan aparat," katanya kepada wartawan saat menghadiri acara workhshop kode etik jurnalistik di sebuah hotel di Kediri, Sabtu. Ia meminta, polisi tegas dalam menangani kasus tersebut. Pengusutan itu adalah bagian dari penegakan hukum yang memang sudah seharusnya dilakukan oleh institusi polisi. Selain meminta penegakan hukum, pihaknya juga meminta wartawan pandai menempatkan diri saat melakukan tugasnya, peliputan. Mereka juga harus bisa menjaga keamanan diri, sehingga bisa mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, misalnya terluka saat bertugas. "Tanpa mengabaikan keinginan mendapatkan gambar yang baik, wartawan harus menjaga keselamatannya. Namun, kasus itu harus diproses secara hukum," katanya menegaskan. Hal senada juga diungkapkan oleh DPRD Pamekasan, yang meminta agar polisi mengusut hingga tuntas kasus perusakan fasilitas negara oleh satuan aksi mahasiswa revolusi (Samar) dalam unjuk rasa itu. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua DPRD Pamekasan Suli Faris. Suli juga meminta memproses pelaku perusakan itu, sebab saat kejadian berlangsung sudah ada petugas dan mereka melihat langsung perusakan itu. Ia menyayangkan jika polisi harus menunggu laporan dari pihak yang merasa dirugikan, dan tidak secepatnya memproses secara hukum. Sebelumnya puluhan mahasiswa menggelar unjuk rasa di halaman kantor Pemkab Pamekasan pada Kamis (6/7), dan terjadi aksi saling dorong. Mereka meminta bertemu dengan Bupati Pamekasan, tapi tidak urung ditemui, sehingga massa emosi. Sejumlah mahasiswa merusak fasilitas di lokasi itu, seperti pot bunga. Setelah itu, mereka melanjutkan aksinya ke pendopo. Di tempat itum mereka tetap meneriakkan tuntutannya. Saat aksi di pendopo, sempat terjadi kericuhan, hingga dua orang jurnalis terluka. Mereka adalah Baihaqi (Wartawan Kompas.TV) dan Rozi (wartawan Indosiar). Pergelangan tangan kiri Baihaqi tampak berdarah dan kulitnya terkelupas akibat ditarik pendemo dan wajah Rozi terpukul mahasiswa. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014