Surabaya (Antara Jatim) - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr. Marsetio bertekad akan menyiapkan TNI Angkatan Laut yang handal, disegani, dan berkelas dunia untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia sebagaimana kebijakan Presiden Joko Widodo. "Sejauh ini, arah kebijakan pemerintahan baru belum ditetapkan dalam suatu keputusan atau undang-undang," katanya saat memberikan orasi ilmiah di depan ratusan wisudawan dan wisudawati program sarjana XXXLV maupun pasca sarjana XXLX Universitas Wijaya Putra (UWP) di Surabaya, Jawa Timur, Minggu. Namun, terlihat jelas bahwa Presiden dan Wapres periode 2014-2019 tersebut sangat berkeinginan untuk memajukan Indonesia melalui pembangunan maritim, karena sejak masa Pilpres, mereka telah menawarkan sebuah visi "Poros Maritim Dunia" kepada rakyat. "Itu janji kampanye yang akan dipenuhi apabila mereka terpilih menjadi Presiden dan Wapres RI, bahkan hingga masa pelantikan pun, momentum visi ini masih terus terjaga. Hal ini terlihat dari isi pidato Presiden RI terpilih yang disampaikan seusai pelantikan," katanya. Mengenai peran TNI Angkatan Laut dalam menjaga eksistensi Indonesia sebagai Negara Maritim, jenderal berbintang empat itu menjelaskan sistem pertahanan Indonesia berbasis maritim sangat beralasan dengan praduga musuh datang melalui laut, sehingga harus dihancurkan di luar medan pertahanan penyanggah atau di luar ZEE Indonesia. "Bilamana musuh sudah terlanjur memasuki wilayah Indonesia, maka harus dihancurkan di daerah medan pertahanan utama atau di dalam ZEE Indonesia, tetapi bilamana musuh lebih kuat dan mampu menerobos 'laut pedalaman' harus dilakukan upaya penghambatan terus dan sedapat mungkin dihancurkan di laut atau di medan perlawanan," katanya. Oleh karena itu, dalam "Sistem Pertahanan Negara Berbasis Maritim" sudah pasti tumpuan kekuatan berada pada TNI Angkatan Laut, sehingga kekuatan dan kemampuan TNI Angkatan Laut, baik secara kualitas maupun kuantitas, perlu terus ditingkatkan, setidaknya mencapai kebutuhan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF). "Tapi, kami akan melihat dari kondisi kemampuan bangsa Indonesia sebagai negara berkembang yang belum memungkinkan terwujudnya kekuatan ideal dalam waktu dekat, karena itu solusinya adalah mewujudkan Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Hankamrata) di laut," katanya. Caranya, dengan membangun "gerakan maritimisasi" Ipoleksosbud yang berorientasi dan berbasis laut. Ini adalah bahasa sederhana dari sebuah gerakan mendayagunakan potensi laut secara menyeluruh dalam segala aspek kehidupan. Hal ini penting untuk ditindaklanjuti dan dipertimbangkan lebih jauh. "Hadirnya pemimpin baru yang memiliki wawasan maritim dan bertekad menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia adalah sebuah modal peluang sekaligus tantangan untuk mengembalikan kejayaan maritim bangsa ini. Karenanya, tugas berat ini harus didukung bersama-sama oleh semuanya," katanya. Acara yang dipandu Rektor Universitas Wijaya Putra H. Budi Endarto SH M.Hum itu dihadiri Kepala Staf Armatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, Komandan STTAL Kolonel Laut (E) Ir. Siswoyo Hadi, dab Kepala Sub Dinas Pengembangan Pendidikan (Kasubdisbangdik) Disdikal Kolonel Laut (P) Isworo SH MAP. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014