Surabaya (Antara Jatim) - PT Honda Prospect Motor (HPM) mewaspadai terjadinya penurunan penjualan karena berkurangnya animo masyarakat untuk membeli kendaraan roda empat akibat rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) awal November mendatang. "Meski pemerintah yang baru belum memutuskan kenaikan harga BBM karena sifatnya masih wacana, kami khawatir kebijakan itu bisa berpengaruh terhadap kinerja penjualan ke depan," kata Marketing and Aftersales Service Director HPM, Jonfis Fandy, ditemui pada pengenalan mobil Honda HR-V di Pameran Otomotif Surabaya Tahun 2014, di Surabaya, Rabu. Menurut dia, penurunan penjualan itu sempat terjadi akibat kenaikan harga BBM beberapa tahun lalu. Bahkan, kisaran penurunan antara 5 persen hingga 20 persen dibandingkan penjualan pada kondisi normal. "Penyebab penurunan ini bukan karena masyarakat tidak punya uang," ujarnya. Akan tetapi, kata dia, lebih dipengaruhi permintaan pasar otomotif yang cenderung linier. Akibatnya, mayoritas masyarakat lebih memilih untuk menunda pembelian mobilnya. "Di sisi lain, saat ini saja kondisi makro ekonomi juga fluktuatif. Contoh, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang belum stabil," katanya. Walau begitu, President Director HPM, Tomoki Uchida, optimistis, dengan berbagai produk baru yang diproduksinya bisa menarik minat pasar otomotif untuk membeli kendaraan. Salah satunya dengan menampilkan Honda HR-V Prototype untuk pertama kalinya di Pameran Otomotif Surabaya 2014. "Pada ajang itu, kami membawa HR-V sebagai mobil dengan model Crossover Utility Vehicle (CUV) pertama di Indonesia," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014