Gresik (Antara Jatim) - PT Petrokimia Gresik mengembangkan proyek instalasi pengolahan air Gunungsari dengan mengerjakan unit pendukung infrastruktur proyek tersebut berupa sistem perpipaan dan tangki air. Direktur Utama PKG Hidayat Nyakman, Rabu, mengatakan, pengembangan PKG merupakan bagian dari program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia atau MP3EI. "Hal ini mengingat PKG memainkan peran yang cukup sentral dalam mendukung program ketahanan panan nasional melalui pengawalan dan penyediaan pupuk yang berkualitas bagi petani," katanya saat groundbreaking Proyek Pipa IPA Gunungsari di Gresik. Ia mengatakan, meningkatnya kebutuhan pupuk nasional harus diiringi dengan peningkatan kapasitas produksi pupuk. "Salah satu insfrastruktur untuk mendukung peningkatan tersebut adalah sistem penyediaan air industri," katanya. Ia mengatakan, proyek ini merupakan kelanjutan dari proyek Uprating Instalasi Pengolahan Air (IPA) Gunungsari yang telah dimulai pada 24 April 2014 dengan membangun instalasi pipa berdiameter 34 inchi dari IPA Gunungsari di Surabaya ke kawasan industri PKG di Gresik sepanjang sekitar 30 km. "Selain itu juga dilakukan pembangunan tanki air sebesar sekitar 22.000 meter kubik di area pabrik PKG," katanya. Ia mengatakan, nilai investasi yang diperlukan untuk proyek ini mencapai Rp210 miliar yang berasal dari pinjaman perbankan nasional dan internal PKG. "Proyek ini diiperkirakan selesai serta beroperasi pada Juli 2015. Pengerjaannya akan melibatkan PKG dengan PT Aneka Jasa Grhadika (AJG) Gresik, sebagai pemenang tender," katanya. Ia mengatakan, saat ini, PKG juga tengah mengerjakan sejumlah proyek pengembangan untuk meningkatkan kapasitas produksi serta membangun industri berkelanjutan dengan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. "Di antaranya proyek Amoniak-Urea II, ZA IV, Phonska V, ZK II, serta proyek asam fosfat seperti Revamping Asam Fosfat dan PT Petro Jordan Abadi (joint-venture PKG dengan Jordan Phosphat Mine Company)," katanya. Penambahan pabrik-pabrik baru tersebut, kata dia, menyebabkan kebutuhan air PKG meningkat menjadi 5.190 meter kubik perjam. "Sementara itu, kapasitas produksi air saat ini, baik dari IPA Gunungsari (Surabaya) maupun Babat (Lamongan), hanya 3.000 meter kubik perjam," katanya. Melalui proyek-proyek pengembangan ini, PKG berharap dapat memenuhi seluruh kebutuhan air untuk aktivitas industrinya, terutama bagi pabrik-pabrik baru yang akan beroperasi dalam beberapa tahun ke depan. "Dengan demikian, PKG dapat berkontribusi terhadap peningkatan kapasitas produksi pupuk yang pada akhirnya dapat mendukung program ketahanan pangan nasional melalui penyediaan pupuk berkualitas bagi seluruh petani di Indonesia," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014