Surabaya (Antara Jatim) - Pakar kesehatan dan konsultan ginjal serta hipertensi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Bambang Djarwoto mengimbau masyarakat untuk membiasakan minum air sebelum haus. "Kalau menunggu haus, baru minum itu tindakan yang kurang tepat. Soalnya ketika minum saat haus itu membuktikan tubuh individu tersebut sudah mengalami dehidrasi," kata Bambang ditemui usai Seminar Hidrasi Sehat dan Tepat Saat Berolahraga Mitos Versus Fakta dan Regulasi Promosi/Pemasaran di Masyarakat di Surabaya, Selasa. Apalagi, ungkap dia, kondisi dehidrasi semakin parah ketika kadar air di tubuh kurang dari empat persen. Ketika hal itu terjadi tubuh bisa mudah lelah, marah, mengalami gangguan penglihatan, dan mudah stres. "Contoh dehidrasi terlihat saat Tragedi Marathon yang diikuti Fransesco Lazaro. Ia meninggal saat berlari di Kilometer 30 karena mengalami kekurangan cairan akibat beranggapan air akan memperberat beban tubuhnya," ujarnya. Sementara itu, jelas dia, hingga kini masih sedikit orang tua yang mengajarkan anaknya untuk minum air sebelum haus. Di sisi lain, kadang orang tuanya sendiri juga tidak tahu bahwa minum air sebelum haus sangat penting bagi kesehatan. "Pentingnya air minum dikonsumsi sebelum haus guna mencegah penyakit gagal ginjal," katanya. Ia menambahkan, sejumlah air minum yang diserap tubuh maka selama lima menit pertana akan masuk ke plasma darah. Hal itu menjadi salah satu indikator bahwa orang yang berpuasa akan cepat meninggal jika tidak minum. "Tapi kalau dia tidak makan, ya orang yang berpuasa tadi sehat-sehat saja," katanya. Di samping itu, kata dia, kebutuhan air minum setiap tubuh bisa dipenuhi dengan mengonsumsi minimal delapan gelas air sehari. Namun, kebiasaan itu dinilai tidak cukup untuk menjaga kesehatan mengingat masing-masing individu perlu melaksanakan pola hidup sehat. "Contoh, seimbang gizi, enyahkan rokok, hindari stres, awasi tekanan darah, olahraga teratur, kendalikan gula darah, cegah infeksi saluran kencing (anyang-anyangen)," katanya. Kemudian, lanjut dia, masyarakat perlu menghindari makanan dan minuman yang menjadi racun ginjal misalnya jengkol dan obat nyeri. Lalu, mengurangi minuman yang mengandung tourine. "Idealnya tubuh hanya butuh tourine 15 miligram, bukan 1.000 miligram seperti yang terkandung di minuman penambah stamina," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014