Pacitan (Antara Jatim) - Sejumlah warga di wilayah kota Pacitan, Jawa Timur mengeluhkan aktivitas penambang pasir liar di sepanjang aliran Sungai Grindulu, karena diduga memicu susutnya sumber air bawah tanah di daerah tersebut.
"Akhir-akhir ini kami kerap mengalami kesulitan air bersih, terutama setiap datang musim kemarau. Padahal Dulu-dulu tidak seperti ini (sumur kering)," ujar salah seorang warga Krajan Lor, Desa Nanggungan, Kecamatan Pacitan, Didik Sunarto, Rabu.
Ia menyebut kondisi semacam itu telah berlangsung selama dua tahun terakhir.
Memang belum ada survei ataupun penelitian lapangan yang membuktikan adanya keterkaitan antara maraknya aktivitas penambangan pasir di Sungai Grindulu dengan fenomena kekeringan yang dialami warga Pacitan.
Namun mengacu pada pengakuan sejumlah warga, fenomena kesulitan air bersih dirasakan bersamaan dengan maraknya aktifitas penambangan pasir di sepanjang Sungai Grindulu.
"Debit air sumur menyusut drastis. Bahkan ada yang sudah mengering. Jika pun ada, air sumur telah berubah warna menjadi kekuning-kuningan maupun bau, sehingga tidak digunakan lagi," tutur warga lain, Jumani.
Selain di Desa Nanggungan, kondisi hampir serupa juga telah dirasakan warga di Desa Sukoharjo, Kecamatan Pacitan.
Beberapa warga menyempatkan diri mengambil air bersih dari sumur di masjid setempat.
Kegiatan tambahan itu kerap kali mereka lakukan saat malam hari.
"Air dari sumur masjid masih jernih. Jadi digunakan untuk memasak," ucap
Gunandar, warga Desa Sukoharjo, Pacitan.
Dari hasil pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, paling tidak ada sekitar 50-an titik di daerah ini yang rawan kekeringan. Seperti wilayah Kecamatan Punung, Donorojo, Pringkuku, Ngadirojo, Tulakan, dan Sudimoro.
Bupati Pacitan Indartato mengatakan, khusus untuk daerah kering di wilayah barat dan timur, pihaknya telah menyiapkan droping air bersih.
Armada truk tangki sudah siap. Tinggal menunggu perintah droping ke wilayah mana yang paling parah terdampak. Terlebih menghadapi bulan puasa.
"Masyarakat jangan sampai terganggu ibadahnya karena kesulitan air," kata dia.
Kecamatan Donorojo merupakan kawasan paling barat Pacitan dengan tingkat kekeringan cukup tinggi. Dari data pihak kecamatan, sampai saat ini masih ada kurang lebih 60 persen wilayah itu kesulitan air saat memasuki kemarau. Hanya saja cakupan wilayahnya tidak tersebar di pelosok. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
Editor : Slamet Hadi Purnomo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014