Malang (Antara Jatim) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr Mohammad Nuh menyatakan akreditasi perguruan tinggi, khususnya swasta, yang menerima anggaran Beasiswa Pendidikan Bagi Mahasiswa Berprestasi (Bidikmisi) pada tahun ini tidak harus terakreditasi A seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Banyak pertimbangan, kami membuka lebar bagi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) untuk bisa mendapat anggaran Bidikmisi dan syaratnya pun juga tidak harus terakreditasi A seperti yang diberlakukan tahun 2012. Syarat akreditasi A bagi PTS itu sekarang tidak lagi mutlak," tegas Mendikbud usai memberikan orasi ilmiah pada wisuda mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu.
Ia mengemukakan untuk merealisasikan program Bidikmisi tersebut, tahun ini Kemedikbud menyiapkan anggaran sebesar Rp2,6 triliun. Sedangkan tahun lalu anggaran Bidikmisi hanya Rp2,4 triliun atau naik sekitar Rp200 miliar.
Anggaran sebesar itu diberikan kepada 220.000 mahasiswa, termasuk sekitar 60.000 mahasiswa baru pada tahun akademik 2014/2015. Tahun lalu, mahasiswa baru yang menerima program Bidikmisi sebanyak 50 ribu mahasiswa.
Menurut Nuh, tahun ini ada peningkatan 10 persen dibandingkan tahun lalu dan kemungkinan juga akan terus meningkat karena program tersebut memiliki hasil yang memuaskan. Mahasiswa penerima progam ini mampu berprestasi cemerlang, bahkan ada yang melampaui target kuliah selama delapan semester seperti pada umumnya di jenjang S1.
Karena ada mahasiswa penerima Bidikmisi yang lulus lebih cepat, katanya, anggaran Bidikmisi tahun lalu masih ada sisa dan akan digunakan kembali pada progam Bidikmisi mahasiswa baru tahun 2014/2015.
Bagi mereka yang bisa lulus tujuh semester dan indeks prestasi (IP)-nya bagus serta mau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, tutur M Nuh, juga sudah disiapkan beasiswa, baik di perguruan tinggi di dalam maupun luar negeri.
"Kami berharap dengan progam Bidikmisi S2 ini mata rantai kemiskinan bisa terputus, bahkan mampu jumlah master dan doktor mulai pada lima hingga sepuluh tahun ke depan. Saya perkirakan lima sampai sepuluh tahun lagi ada ribuan doktor dan master di Indonesia," ujarnya.
Program Bidikmisi di Universitas Brawijaya (UB) Malang dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun lalu kuota Bidikmisi di kampus itu sebanyak 1.500 mahasiswa baru, namun realisasi melebihi kuota karena ada tambahan mahasiswa afirmasi dari Papua dan daerah perbatasan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014