Magetan (Antara Jatim) - Para petani tomat di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mengalami gagal panen pada musim tanam tahun ini akibat cuaca yang tidak menentu (anomali cuaca). "Hasil panen menurun hingga 30 persen. Buah tomat banyak yang rusak sehingga tidak dapat dipanen," ujar seorang petani tomat di wilayah setempat, Lamsi, Rabu. Menurut dia, akibat cuaca panas yang diselingi dengan hujan secara tiba-tiba, membuat buah tomat membusuk, kering, dan jatuh sebelum waktunya dipanen. Hal tersebut diperparah dengan serangan hama ulat yang memakan buah tomat siap panen. Para petani mengaku tidak bisa berbuat banyak menyikapi kondisi tersebut. Mereka hanya mampu menyelamatkan sebagian buah tomat yang bisa dipanen meski dengan kualitas yang menurun. Akibat gagal panen ini, petani kini harus menanggung kerugian hingga puluhan juta Rupiah. Hal tersebut karena hasil panen tidak sesuai dengan biaya perawatan tanaman yang telah dikeluarkan. Keadaan yang sama juga dialami oleh petani cabai di kawasan setempat. Cabai yang siap dipanen banyak yang rusak akibat kondisi cuaca yang tidak menentu. Selain itu, petani juga merugi karena harga cabai di pasaran yang merosot tajam. "Biasanya petani menjual cabai ke pengepul seharga Rp10 ribu per kilogram. Namun sekarang turun menjadi Rp3 ribu setiap kilogramnya," kata petani cabai, Suradi. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014