Surabaya (Antara Jatim) - Komunitas teater mahasiswa Stikosa AWS, Teater Lingkar Surabaya, mengedukasi masyarakat tentang bahaya minuman keras oplosan dan narkoba melalui dua pertunjukan teater yakni Pledoi Setan dan Malam Botak di Gedung Cak Durasim Surabaya. "Untuk itu, kami bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional dan Bank Indonesia sebagai bentuk kepedulian terhadap maraknya berbagai kasus mulai dari narkoba, miras oplosan, dan peredaran uang palsu," kata Pimpinan Produksi Dua Pertunjukan, MS Hadiarsa, ketika ditemui di Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya, Rabu. Pada pertunjukan itu, Hadiarsa menyatakan menampilkan isu yang sama meskipun dikemas dalam naskah yang berbeda. Contoh pementasan Pledoi Setan, di salah satu adegannya terdapat imbauan agar tak meminum miras oplosan seperti cukrik yang telah menelan banyak korban jiwa. "Khusus bahaya narkoba, kami mengimbau supaya pemuda bisa hidup sehat tanpa narkoba. Hal itu menjadi bagian dialog dengan setting lokasi warung kopi," ulasnya. Kalau bahaya uang palsu, jelas dia, juga dijadikan isu penting. Salah satunya dengan mengenalkan keaslian uang melalui trik 3D (dilihat, diraba, diterawang). Selain itu, pihaknya juga menyosialisasi sistem "e-banking" dan "e-money" yang kini menjadi gaya hidup masyarakat modern. "Secara umum, Pledoi Setan merupakan cerita di mana setan berusaha menyampaikan pledoinya karena eksistensinya dalam menghasut manusia telah diambil sendiri oleh manusia. Dalam hidup abadinya setan yang merasa diri telah konsisten menggoda anak cucu Adam merasa eksistensinya terancam," katanya. Mengenai naskah Pledoi Setan, tambah dia, ditulis dan disutradarai M Afrizal Akbar. Sementara, naskah Malam Botak ditulis oleh AB Asmarandana serta disutradarai Syarif Wadjabae. "Kedua pertunjukan dilaksanakan di dua kota yakni Gedung Kesenian Mbatuaji Kota Wisata Batu (14/5) dan di Gedung Kesenian Cak Durasim, Taman Budaya Jatim, pada tanggal 21 Mei ini," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014