Pacitan (Antara Jatim) - Bupati Pacitan Indartato, Rabu, melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah agen serta stasiun pengisian dan pengangkutan bulk elpiji (SPPBE) setempat, menyusul kelangkaan bahan bakar gas bersubsidi ukuran tiga kilogram (elpiji melon) selama sebulan terakhir. Didampingi belasan pejabat SKPD (satuan kerja perangkat daerah) dan pejabat struktural terkait, Indartato memulai kunjungan di salah satu SPPBE di Desa Dadapan, Kecamatan Pringkuku. Indartato mengaku lega saat mengetahui stok elpiji melon di SPPBE Dadapan masih menumpuk banyak, sehingga diharapkan distribusi di pasaran kembali normal. Namun, sekembalinya dari SPPBE Dadapan menuju Kantor Pemkab Pacitan, bupati sempat terlihat tertegun saat mampir di sebuah warung kelontong yang menjual elpiji melon, si pemilik warung mengaku jatah gasnya dibatasi (dikurangi) oleh distributor. "Kami sudah kirim surat ke Pertamina tentang kelangkaan ini," kata Indartato. Meski belum sepenuhnya pulih, Indartato menyatakan pasokan bahan bakar gas bersubsidi di wilayahnya berangsur normal. Harapan tersebut setidaknya beberapa kali disampaikan Indartato saat berkunjung di gudang salah satu pemilik agen di Kecamatan Ploso, bernama Setiawan. "Saya minta agar stok dan distribusi lancar, sehingga ketersediaan di tingkat konsumen tidak bermasalah," pesannya kepada Setiawan. Menanggapi permintaan tersebut, Setiawan menyanggupinya. Bahkan ia menjamin dalam waktu sepekan mendatang, ketersediaan elpiji ukuran tiga kilogram di pasaran akan kembali normal. "Kami juga berharap peran dari pemerintah daerah. Jika ada persoalan seperti ini, bisa kordinasi sehingga persediaan gas dapat ditambah agar tidak terjadi kelangkaan," kata dia. Disinggung tentang pembatasan pembelian, Setiawan berdalih kebijakan itu ditujukan untuk pemerataan, karena tingkat permintaan bertambah usai libur Pemilu 9 April.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014