Surabaya (Antara Jatim) - Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Haribowo mendukung Tim "Maritime Challenge" ITS Surabaya untuk mengikuti ajang "Atlantic Challenge International" di Vanesse, Prancis pada 19-27 Juli 2014. "Itu luar biasa, karena negara kita adalah archipelago state dan mereka menunjukkan masih memiliki jiwa bahari, karena itu TNI AL akan selalu terpanggil untuk mendukung," katanya kepada Antara di sela peluncuran Tim Maritime Challenge ITS di kampus setempat, Selasa. Didampingi Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, Wakasal pun menyempatkan diri untuk melihat langsung kapal "Baitasena" (Merdeka 4) yang disiapkan tim itu di Bengkel Non-Metal PPNS. "Kami berterima kasih kepada TNI AL yang selama ini mendukung kami sejak mengikuti ajang kebaharian internasional itu pada 2002 hingga kini (2002, 2004, 2006, 2008, 2010, 2012, 2014)," kata Pembimbing Tim Maritime Challenge ITS Prof Daniel M Rosyid. Menurut dia, dukungan TNI AL itu antara lain dengan latihan fisik maupun bimbingan dalam latihan di lautan, bahkan peluncuran kapal "Baitasena" itu dari "mulut" KRI Makassar. "Baru kali ini, kapal kami diluncurkan dari KRI," katanya. Ia menilai semua itu sangat bermanfaat sebagai bekal bagi para mahasiswa, karena filosofi pendidikan teknik itu sebaiknya memang tidak berhenti pada gambar atau komputer, melainkan harus sampai ke bengkel. "Paling tidak ada tiga filosofi penting yakni latihan fisik, latihan membuat, dan latihan outbound atau alam yang sifatnya penjelajahan langsung di lautan, apalagi latihan membuat itu bersifat inovasi yang kali ini dengan inovasi bambu laminasi," katanya. Bahkan, hal yang juga membanggakan adalah tim Indonesia merupakan tim yang selalu berlomba dengan membuat kapal sendiri. "Kalau negara lain hanya ikut lomba, tapi kapalnya pinjam, karena itu kapal-kapal kita selalu tidak kita bawa pulang, karena dipinjam," katanya. Ia mengatakan sejak membuat kapal hingga mengikuti lomba internasional itu membutuhkan biaya yang tidak murah. "Tahun ini berkisar Rp800 juta dan anak-anak mahasiswa biasanya cari sponsor sendiri, tapi kali ini didukung Ditjen Dikti Kemdikbud," katanya. Dalam kesempatan itu, Pembantu Rektor I ITS Prof Ir Herman Sasongko M.Eng memuji keberhasilan mahasiswa ITS dalam bidang teknologi, di antaranya robot, mobil listrik, hingga kapal. "Semua itu membangun harapan dan optimisme di tengah-tengah ulah media massa yang seolah-olah akan terjadi kiamat di Indonesia pada esok hari, tapi mahasiswa ITS justru menumbuhkan harapan itu," katanya, disambut applaus Wakasal dan hadirin. Keberhasilan itu pun mengundang ketertarikan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jatim Heru Cahyono yang mewakili Gubernur Jatim Soekarwo untuk menjalin kerja sama dengan ITS dalam pembuatan kapal untuk nelayan. Secara terpisah, Ketua Tim Maritime Challenge ITS Ahmad Basori menyatakan pihaknya menargetkan juara umum seperti 'Rojo Segoro' (kapal Merdeka 3) yang meraih 'Spirit of Challenge' di Irlandia pada 2012. "Kami akan bersyukur kalau bisa melebihi target itu dengan menjadi juara umum dalam mayoritas dari 12 kategori lomba yang dipertandingkan. Kendala kami mungkin dalam lomba dayung, karena fisik kami tergolong kecil," katanya. Ia menjelaskan kapal dengan desain kapal tradisional "Yole de Bantry" Prancis untuk persyaratan lomba itu memiliki panjang 11,76 meter, lebar kapal 2,1 meter, tinggi kapal 0,7 meter, dan sarat kapal 0,28 meter dengan inovasi terbaru berupa laminasi bambu. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014