Tripoli (Antara/AFP) - Seorang diplomat Tunisia diculik Kamis di Tripoli dalam kondisi yang tidak diketahui, kata satu sumber keamanan Libya kepada AFP, dua hari setelah orang-orang bersenjata menangkap duta besar Yordania. Satu sumber Tunisia mengkonfirmasi penculikan tersebut dan mengidentifikasi diplomat itu sebagai Al-Aroussi Al-Fatnassi, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang hal itu. Duta Besar Tunisia untuk Libya Ridha Boukadi menolak berkomentar mengenai hal itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Libya Said Lessoued mengatakan, ia belum bisa mengkonfirmasi atau membantah laporan penculikan itu, yang terakhir dari rangkaian serangan yang dialami diplomat asing dan politikus Libya. Seorang pejabat kepolisian Tripoli yang dikutip situs berita Al-Wassat mengatakan, diplomat itu diculik oleh orang-orang bersenjata di dekat lapangan pusat Al-Kadissiya, tidak jauh dari Kedutaan Besar Tunisia. Jika dikonfirmasi, maka dipomat itu akan menjadi orang kedua dari Kedutaan Besar Tunisia yang diculik di ibu kota Libya sejak 21 Maret, ketika seorang pria yang dipekerjakan oleh misi itu ditangkap dan nasibnya hingga kini belum diketahui. Selasa, orang-orang bersenjata bertopeng menculik Dubes Yordania Fawaz Aitan ketika ia berangkat ke tempat kerjanya, dan mereka menembaki kendaraannya dan melukai supirnya. Setelah pemberontakan 2011 yang menggulingkan pemerintah Muamar Gaddafi, militan di Libya, khususnya di wilayah timur, menyerang aparat keamanan, warga asing, hakim, aktivis politik serta pekerja media, yang menewaskan lebih dari 300 orang. Serangan bom mobil yang ditujukan pada sebuah akademi militer di kota Benghazi, Libya timur, pada 17 Maret, menewaskan sedikitnya tujuh prajurit dan mencederai 12 orang Pada 22 Desember, serangan bom mobil bunuh diri terhadap sebuah pos keamanan 50 kilometer dari Benghazi menewaskan 13 orang. Pada 2 Maret, orang-orang bersenjata menembak mati seorang insinyur Prancis di Benghazi. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014