Trenggalek (Antara Jatim) - Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, bergerak cepat dengan melakukan penyemprotan desinfektan di sejumlah kandang ternak burung puyuh yang diduga terinfeksi flu burung, Senin. Tidak hanya itu, sosialisasi serta pelatihan pembuatan ramuan anti-virus flu burung juga dilakukan petugas kesehatan hewan Dinas Peternakan Trenggalek guna memperkuat kapasitas peternak dalam mengantisipasi wabah H5N1 yang dikenal mematikan tersebut. "Sebagian peternak yang belum kebagian penyemprotan kami beri desinfektan untuk disemprotkan sendiri," kata Kepala Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Trenggalek Budi Satriawan. Diakuinya, kematian ribuan ternak puyuh di Desa Pakis, Kecamatan Durenan, selama sepuluh hari terakhir menjadi perhatian serius pemerintah daerah setempat. Meski sedikit terlambat, berbagai upaya untuk mengidentifikasi wabah yang menyebabkan lebih dari 1.500 ekor ternak puyuh mati mendadak itu langsung dilakukan. Berdasar diagnosa awal diyakini kematian puyuh disebabkan virus flu burung. Hal ini terlihat dari kematian yang terjadi secara mendadak dan sporadis. Sedikitnya 20 sampel bangkai puyuh yang telah mati juga diambil secara acak untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium puskeswan di Malang. "Besok hasilnya sudah bisa diketahui. Dugaan awal memang flu burung," kata Budi. Sementara itu untuk mencegah peenyebaran penyakit tersebut, dinas peternakan melakukan penyemprotan cairan desinfektan di sejumlaah peternakan. Kematian ribuan burung puyuh secara mendadak di Trenggalek ini menyebabkan beberapa peternak gulung tikar. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014