Havana (Antara/AFP) - Kelompok gerilya FARC hari Senin mendesak pemerintah Kolombia mencapai perjanjian norma kemanusiaan, ketika kedua pihak melakukan perundingan lagi di Havana, ibu kota Kuba. Seorang perunding FARC, Pablo Catatumbo, menyampaikan usulan itu ketika perundingan perdamaian dimulai lagi untuk berusaha mengakhiri konflik setengah abad yang telah berlangsung di Kolombia. Catatumbo membaca sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa sebagai pengganti gencatan senjata, kedua pihak perlu menetapkan norma-norma bagi tingkah laku pasukan mereka, termasuk "standar minimum kemanusiaan". FARC telah lama mendorong gencatan senjata dan dalam dua kesempatan, kelompok gerilya kiri itu menghentikan operasi serangan secara sepihak. Namun, pemerintah Kolombia berulang kali menolak penghentian permusuhan tanpa tercapai perjanjian perdamaian yang menyeluruh. Presiden Juan Manuel Santos menyatakan bahwa FARC akan menggunakan gencatan senjata untuk menyusun kembali kekuatan, dan ia berjanji akan terus menekan FARC meski pemerintah melakukan perundingan perdamaian dengan kelompok itu di Havana. Selama lebih dari setahun, pemerintah Santos dan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) melakukan perundingan perdamaian di Kuba dengan tujuan mengakhiri konflik terlama Amerika Latin itu. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014