Oleh Laily Widya Arishandi
"Mari kita selamatkan hiu di Indonesia dari perburuan liar yang dapat mengancam populasi mereka," ucap penyanyi solo, Syahbudin Syukur yang akrab disapa Budi Doremi itu.
Sambil memetik gitar di hadapan puluhan siswa SMP IPIEMS Surabaya dalam sebuah acara "Goes to School" di sekolah itu (15/1), ia mengajak siswa-siswa untuk menyelamatkan populasi hiu di Indonesia yang terancam punah itu.
"Hiu yang mempunyai peran penting mengontrol populasi hewan laut dalam rantai makanan itu seharusnya bisa dijaga kelestariannya untuk menyeimbangkan ekosistem laut," tuturnya.
Dalam acara yang digagas LSM 'Save Sharks Indonesia' bekerja sama dengan SMP IPIEMS Surabaya itu, ia menambahkan apabila hiu benar-benar punah, maka sangat disayangkan karena generasi muda nantinya tidak akan mengetahui wujud nyata dari ikan hiu itu.
"Maka jangan disalahkan apabila nantinya para anak-anak kita, dan cucu-cucu kita melihat ikan hiu hanya di layar televisi ataupun di internet," kilahnya sembari menutup celotehnya dengan lagu andalannya, Doremi.
Dalam kesempatan itu, para pegiat/aktivis LSM 'Save Sharks Indonesia' mengungkapkan bahwa tindakan mengonsumsi sirip ikan hiu atau daging hiu itu setara dengan mengonsumsi racun, karena tubuh ikan hiu itu mengandung racun yang merusak sistem syaraf, khususnya pada janin atau anak di bawah lima tahun.
Hal itu karena kadar merkuri yang menempel di sirip hiu mencapai 42 persen. Kadar merkuri tersebut berasal dari kemih ikan hiu melalui siripnya, kemudian air seni dari ikan hiu yang menjadi perburuan liar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk dijadikan berbagai macam resep makanan itu pun mengendap. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014