Pamekasan (Antara Jatim) - Serangan penyakit chikungunya di Kabupaten Pamekasan, Madura, kian meluas dari sebelumnya di tiga kecamatan menjadi empat kecamatan. "Saat ini warga yang terserang chikungunya juga di Kecamatan Pakong," kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan Rusdi Saleh, Minggu. Di Kecamatan Pakong, penyakit yang disebabkan alphavirus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk ini dilaporkan menyerang warga Desa Klompang. Sebelumnya, Dinkes menemukan sebanyak 31 orang warga di dua desa, yakni Desa Lancar, Kecamatan Larangan dan Desa Sokalelah, Kecamatan Kadur, terserang chikungunya. Selanjutnya, sebanyak 17 orang di Desa Pademawu, Kecamatan Pademawu juga diketahui menderita chikungunya, termasuk dokter Puskesmas Pademawu, yakni dokter Muzammil. Namun pihak Dinkes sendiri belum memastikan jumlah penderita chikungunya di desa itu, karena saat ini tim medis terdekat, yakni dari puskesmas Pakong, masing mendatangi lokasi. "Kalau chikungunya di Kecamatan Larangan dan Kecamatan Kadur, kami sudah melakukan surveilans epidemiologi dan juga telah mengirim sampel darah penderitanya untuk diteliti di Dinkes Jatim," kata Rusdi Saleh. Dinkes Pamekasan, sambung dia, juga telah melaporkan perkembangan data penderita chikungunya itu, serta telah melakukan upaya pemutusan mata rantai berkembang biaknya nyamuk yang menjadi penyebab warga terserang chikungunya. Sebenarnya, sambung Rusdi, penyakit chikungunya itu bukan termasuk jenis penyakit yang berbahaya. Penderita hanya butuh istirahat cukup dan dalam waktu tertentu bisa sembuh. Namun demikian, kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan, mengingit, sumber penyakit ini adalah sejenis dengan sumber penyakit demam berdarah, yakni sejenis demam virus yang disebabkan alphavirus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014