Surabaya (Antara Jatim) - Jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur mencatat delapan potensi kerawanan tahun 2014, diantaranya kasus pengikut Tajul Muluk (Syiah) di Sampang, Madura. "Kasus pengikut Syiah sebenarnya tidak hanya ada di Sampang, melainkan juga ada di Puger (Jember), tapi sudah rekonsiliasi," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono di Surabaya, Kamis. Dalam Analisa dan Evaluasi (Anev) 2013-2014, katanya, Kapolda Jatim Irjen Pol Unggung Cahyono sudah memetakan delapan peta kerawanan Jatim pada tahun 2014. Selain kasus pengikut Tajul Muluk (Syiah) di Sampang, kerawanan lainnya adalah Perguruan Pencak Silat di Madiun, dan Peta Area Terdampak Lumpur Lapindo. Selanjutnya, dampak rutan/lapas yang "over capacity", kejahatan konvensional (curas, curat, curanmor), keberadaan ormas FPI, Pemilu/pilpres, dan kontigensi (terorisme, unjuk rasa, bencana alam). "Tahun 2014, Pak Kapolda bertekad untuk mengubah 'peta merah' (rawan) itu menjadi 'peta hijau' (aman), karena itu di Sampang sampai saat ini masih ada 100 polisi siaga di Omben," tuturnya. Selain itu, Kapolda Jatim juga akan menjalin koordinasi dengan Kanwil KemenkumHAM terkait adanya 27 dari 36 rutan/lapas yang mengalami "over capacity" dan rawan terjadinya kerusuhan antarnapi. "Pak Kapolda juga menjalin dialog dengan perguruan pencak silat yang ada di Madiun, seperti PSH, Teratai, Pagar Nusa, dan sebagainya, bahkan beliau bersedia untuk 'mendatangi' mereka," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014