Surabaya (AntaraJatim) - Pendiri Migrant CARE dan Direktur Eksekutif Migrant CARE, Anis Hidayah, menilai mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengajarkan pentingnya tindakan nyata dalam melindungi tenaga kerja Indonesia di luar negeri. "Gus Dur telah banyak memberikan pelajaran kepada bangsa ini, bagaimana semestinya melindungi TKI. Bagi Gus Dur, perlindungan tak cukup dengan retorika dan beliau melakukan tindakan nyata itu," katanya di Surabaya, Sabtu. Terkait Haul ke-4 Gus Dur pada 30 Desember 2013, ia mengingatkan pelajaran penting Gus Dur dalam perlindungan TKI yang patut ditiru para pejabat sekarang adalah tindakan nyata. "Menurut Gus Dur, perlindungan TKI itu harus ada tindakan nyata yang menjelaskan makna perlindungannya. Bukan retorika apik, tapi sistemnya justru tidak melindungi," katanya. Bahkan, Gus Dur merupakan sosok yang selalu hadir dan sekaligus menjadi tumpuan harapan para TKI dan keluarganya ketika keadilan tidak berpihak kepada mereka. "Gus Dur mampu menjebol dinding Arab dengan diplomasi tingkat tinggi dengan Raja Arab. Langkah ini membuat Siti Zaenab, lolos dari hukuman mati," katanya. Oleh karena itu, Hasan (kakak Siti Zaenab) menyatakan adiknya dibebaskan dari hukuman mati di Arab berkat Gus Dur. "Karena itu, ia dan kelaurga benar-benar kehilangan Gus Dur," katanya. Tidak hanya itu, jasa luar biasa juga ditunjukkan Gus Dur pada kasus Adi bin Asnawi yang terancam hukuman mati di Malaysia. "Surat Gus Dur pada petinggi Malaysia membebaskn Adi," katanya. Akhirnya, Adi bin Asnawi pun dipulangkan ke Indonesia pada 9 Januari 2010 saat Gus Dur telah wafat, sehingga Zakiyah (ibunda Adi bin Asnawi) mengaku sedih melihat TV ada kabar Gus Dur meninggal. "Saya bahagia Adi datang, tapi Gus Dur yang pergi," ucap Zakiyah. Menurut Anis Hidayah, rumah Gus Dur di Ciganjur pun terbuka untuk TKI. Lebih dari 100 orang TKI yang menjadi korban deportasi dari Malaysia ditampung di Ciganjur pada tahun 2005. Dalam kasus empat TKW yang disiksa tiga hari tiga malam di Arab Saudi hingga dua orang di antaranya meninggal seketika pada tahun 2008 juga tak luput dari pembelaan Gus Dur. "Roni yang merupakan TKI korban deportasi dari Malaysia mengaku senang didatangi Gus Dur tanpa diminta. Juga, Lukman yang didatangi Gus Dur ketika mau dideportasi," katanya. Ia menambahkan pembelaan Gus Dur juga berlanjut meski tidak menjadi presiden. "Hamid (suami Siti Tarwiyah yang meninggal karena disiksa di Arab) mengaku Gus Dur tetap peduli TKI," katanya. Oleh karena itu, ia berharap pemerintah juga memberikan bukti nya untuk perlindungan bagi 256 buruh migran yang kini terancaman hukuman mati di berbagai negara, di antaranya Malaysia, Arab Saudi, dan China. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013