Jombang (Antara Jatim) - Ketua Umum Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonesia (MP3I) Muhammad Zaim Ahmad Ma'shoem menyebut pesantren harus mempunyai jaringan luas demi pengembangannya. "Banyak pesantren yang mempunyai santri di bawah 250 orang, dan itu kebanyakan pesantren yang tidak mempunyai jaringan untuk pengembangannya," katanya setelah baiat pengurus MP3I di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Minggu. Ia mengatakan, di Indonesia ini banyak sekali didirikan pondok pesantren. Lembaga ini sebagai media untuk mendidik agama dan moral para generasi muda. Pihaknya prihatin dengan kondisi pondok pesantren di Indonesia, dimana hampir 98 persen di antaranya adalah pesantren kecil, dengan santri di bawah 250 orang. Sementara, santri yang di atas 500 orang hanya sisanya, sekitar dua persen saja. Pihaknya mempunyai banyak program demi meningkatkan pemberdayaan di pondok pesantren. Ia berharap, ada kontribusi nyata di semua sektor, seperti ekonomi ataupun pendidikan. "Pondok pesantren sebagai institusi produktif, jangan sampai terdepak lagi. Kami berharap dan ikhlas bekerja dengan khidmat," ujarnya. Sementara itu, panitia acara Muzammil mengatakan pesantren harus memiliki kontribusi ke depan sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh pendiri NU KH Hasyim Asy'ari. "Pelatihan dan keterampilan harus diberikan. Pascareformasi, peran pesantren terjerumus pada politik praktis," katanya. Ia berharap, pondok pesantren tidak kehilangan independensi, jati diri serta mampu mandiri. Acara pelantikan itu dihadiri langsung oleh pengasuh PP Tebuireng Jombang, KH Sholahudin Wahid. Setelah baiat, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan menonton film "Sang Kiai", yang menceritakan tentang perjuangan KH Hasyim Asy'ari dalam melawan penjajah. Ia terkenal dengan petisi "resolusi jihad" untuk melawan penjajah, hingga Indonesia bisa merdeka. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013