Tulungagung (Antara Jatim) - Puluhan warga Desa Sukowiyono, Tulungagung, Jawa Timur, Selasa, beramai-ramai membongkar pemakaman desa mereka karena lahan pekuburan yang berada persis di tepian sungai pengendali banjir, longsor tergerus air selama beberapa pekan terakhir.
Koresponden Antara di Tulungagung melaporkan, pembongkaran pekuburan milik dua desa di Kecamatan Karangrejo yang telah berusia puluhan tahun tersebut, terutama dilakukan pada 13 makam yang lokasinya berhimpit dengan area longsoran.
Setelah dilakukan ritual "begal bumi" (menggali kubur) oleh sesepuh adat, satu persatu jasad yang tinggal kerangka berbalut kain mori kusam diangkat dari lubang-lubang pekuburan.
Warga kemudian memindahkan tiga belas jasad tersebut ke lubang pekuburan baru, menjauh dari area rawan longsor.
Prosesi pemindahan 13 makam yang dilakukan secara gotong royong mulai pukul 07.00 WIB tersebut disaksikan seluruh perangkat desa serta petugas koramil serta kepolisian setempat, hingga selesai.
"Satu makam sudah hilang akibat longsor dan jasadnya hilang terseret arus sungai yang deras. Jika tidak segera dipindahkan, makam-makam yang lain bisa-bisa ikut hanyut karena longsor susulan sangat mungkin terjadi lagi," tutur Kepala Desa Sukowiyono, Sidiq Ghofur.
Dikatakan, longsor pada tepian Sungai Wudu yang berbatasan dengan area pekuburan Desa Sukowiyono sebenarnya telah terjadi sejak dua bulanan terakhir, menyusul datangnya musim hujan.
Setiap kali turun hujan deras, debit air sungai pengendali banjir di kawasan Kecamatan Karangrejo dan Kauman yang dibangun semenjak tahun 1070-an tersebut meningkat tajam.
Derasnya arus menyebabkan sebagian tanggul dan plengseng sungai tersebut hancur, salah satunya yang terjadi di titik pemakaman Desa Sukowiyono yang berkelok tajam.
Gerusan air sungai yang meluap hingga ketinggian enam meter (dari dasar sungai) menyebabkan tebing sungai yang sudah tak terlindung plengseng beton terus-menerus mengalami longsor.
Puncaknya terjadi pada Senin (16/12), ketika longsor kembali terjadi dan menyeret makam almarhum Sandim.
Kerangka jasad pria yang telah meninggal beberapa tahun silam itu sampai kini belum ditemukan.
Warga yang khawatir jasad anggota keluarganya ikut terseret longsor kemudian meminta kebijakan desa untuk melakukan pemindahan secara masal, hingga akhirnya diputuskan memindah secara bertahap.
"Pemindahan lanjutan akan kami lakukan jika longsor semakin meluas dan mengancam pemakaman lainnya," tutur Mohammad Afandi, staf Kaur Kesra Desa Sukowiyono.
Terkait kerusakan jaringan tanggul dan plengseng Sungai Wudu yang menjadi jalur "sudetan" pengendali banjir di kawasan Kecamatan Karangrejo dan Kauman, pihak desa sebenarnya telah membuat laporan resmi ke Perum Jasa Tirta, namun sejauh ini belum ada tanggapan.
"Sementara mungkin kami akan coba atasi dengan membuat tangkis darurat," ujar Afandi dan sejumlah warga.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013