London (Antara/Reuters) - Dua pria yang diduga merupakan anggota sindikat perjudian ilegal yang berbasis di Singapura didakwa melakukan konspirasi kecurangan pada liga sepak bola strata bawah Inggris. Badan Kriminal Nasional (NCA) mengungkap identitas pria itu sebagai Chann Sankaran, warga Singapura berusia 33 tahun, dan Krishna Sanjey Ganeshan, pria 43 tahun dengan kewarganegaraan ganda yakni Inggris dan Singapura. "Dua pria yang diduga terlibat dalam pengaturan pertandingan sepak bola didakwa pada malam ini," demikian pernyataan NCA, menambahkan bahwa keduanya telah ditahan. "Penuntut Divisi Kejahatan Terorganisir The Crown mendapatkan bukti yang cukup dan puas dengan ketertarikan publik untuk mensahkan tuduhan persekongkolan terhadap penipuan." Kedua orang itu merupakan bagian dari enam orang yang ditahan pekan ini dengan tuduhan terlibat pengaturan pertandingan. Pria ketujuh telah ditahan dan ia serta empat orang lainnya telah dilepas dengan jaminan pada Kamis. The Daily Telegraph melaporkan bahwa fokusnya adalah terhadap liga-liga rendah, dengan penahanan yang dilakukan mencakup tiga pesepak bola aktif dan satu orang mantan pesepak bola Liga Utama Inggris yang sekarang menjadi agen namun masih tampil di liga yang lebih rendah daripada strata kelima Football Conference. Surat kabar The British telah melakukan penyelidikan seputar pengaturan pertandingan di seluruh dunia selama berbulan-bulan. The Telegraph tidak menjelaskan secara spesifik divisi-divisi yang terkait, namun satu tim diduga terlibat dalam tiga pengaturan pertandingan. The Conference, yang mempertandingkan klub-klub profesional dan semi profesional, menolak berkomentar pada Kamis mengenai tudingan bahwa sejumlah pertandingan mereka telah diatur oleh sindikan perjudian di luar negeri. Bagaimanapun, dalam pernyataan di situs resmi mereka (www.footballconference.co.uk), organisasi itu berkata, "Football Conference menyadari cerita yang dipublikasi hari ini perihal penangkapan-penangkapan yang dilakukan seputar pengaturan pertandingan." "Football Conference menanggapi semua masalah terkait dengan integritas permainan dengan sangat serius namun tidak dapat memberikan komentar apapun mengenai cerita hari ini, karena tidak pantas untuk melakukan hal itu." FA mengatakan dalam pernyataannya bahwa pihaknya "menjadi sadar mengenai jumlah penangkapan yang terkait dengan investigasi Badan Kriminal Nasional." Masalah waktu Chris Eaton, mantan kepala keamanan badan sepak bola dunia FIFA, berkata kepada Reuters melalui surat elektronik pada Kamis bahwa hanya merupakan masalah waktu sebelum sepak bola Inggris terkena dampak pengaturan pertandingan internasional. "Meski mengejutkan saat membaca laporan-laporan dan mendengar pembicaraan-pembicaraan yang direkam dan diungkap seperti itu pada penyelidikan The Daily Telegraph, pengaturan pertandingan merupakan masalah endemik di sepak bola pada berbagai level di seluruh dunia," kata Eaton, yang sekarang menjadi direktur Sport Integrity, pusat keamanan olahraga internasional. "Oleh karena itu kasus ini harus diletakkan dalam konteks global. Pemerintah-pemerintah dan para administrator sepak bola harus bereaksi dengan tenang dan rasional terhadap kasus-kasus investigasi seperti ini dan mengimplementasikan pendekatan kuat dan sesuai untuk mengatasi musuh sebenarnya adalah kecurangan perjudian." Komentar-komentar Eaton didukung oleh Soren Kragh Pedersen, ketua hubungan masyarakat dan media Europol, badan penegak hukum Uni Eropa. "Kita telah melihat pengaturan pertandingan dilakukan di mana pun di Eropa, dan akan aneh jika hal itu tidak menghantam Inggris," kata Pedersen kepada Reuters. "Kita telah pengaturan pertandingan di Italia dan Eropa Tenggara namun kita juga melihatnya di Eropa tengah dan Finlandia bahkan di divisi dua Liga Jerman, maka mengapa tidak (terjadi) di Inggris?" Pada awal tahun ini, penyelidikan yang dilakukan kepolisian Eropa, Europol dan para jaksa nasional mengungkap skema perjudian global yang diatur dari Singapura. Sekitar 680 pertandingan mencurigakan, termasuk Liga Champions Eropa dan pertandingan-pertandingan kualifikasi Piala Dunia dan Piala Eropa, menjadi obyek penyelidikan. Skandal pengaturan pertandingan terakhir di Inggris terjadi pada pertengahan 1960-an, ketika sepuluh pemain dinyatakan bersalah dan dipenjara karena berkonspirasi untuk mengatur sejumlah pertandingan.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013