Tulungagung (Antara Jatim) - Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur mendesak pemerintah Indonesia agar memutus hubungan diplomatik dengan Australia, menyusul aksi penyadapan oleh badan intelijen Australia terhadap sejumlah pejabat Indonesia, di antaranya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono maupun sejumlah pejabat negara lainnya. Ketua GP Ansor Jatim, Alfa Isnaeni, Sabtu mengatakan, desakan pemutusan hubungan diplomatik merupakan salah satu poin petisi yang dikeluarkan ormas NU tersebut, sejak bocoran informasi aktivitas intelijen Australia di Indonesia beredar di sejumlah media nasional maupun internasional. "Kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kami atas nama GP Ansor maupun Banser Jatim meminta agar pemerintah segera melakukan pemutusan hubungan diplomatiknya dengan Australia," seru Alfa Isnaeni di sela rapat koordinasi pimpinan wilayah dan pimpinan cabang GP Ansor Jatim di kampus IAIN Tulungagung. Menurut Alfa, sikap yang jelas dan tegas oleh pemerintah RI diperlukan supaya Indonesia tidak terus-menerus menjadi "obyek penderita" setiap kali berhubungan dengan Australia. Ia sempat menyentil masalah relasi atau kerjasama di bidang ekonomi antara RI-Australia yang sejauh ini lebih banyak menguntungkan Negeri Kanguru tersebut. "Ditinjau dari segi apapun Australia yang lebih diuntungkan, Indonesia yang rugi. Contoh masalah masalah ternak sapi di Jatim yang selama ini ternyata lebih banyak menguntungkan mereka (Austraia) dibanding peternak dalam negeri sendiri," urainya. Tuntutan pemutusan hubungan diplomatik itu sendiri baru satu dari tiga poin rekomendasi yang dikeluarkan GP Ansor Jatim, setelah melakukan rapat koordinasi pimpinan wilayah/cabang se-Jawa Timur. Dua tuntutan lain yang sempat dibacakan oleh Alfa bersama jajaran pengurus maupun perwakilan GP Ansor dari 38 kabupaten/kota se-Jatim adalah desakan agar Pemerintah Australia meminta maaf kepada rakyat Indonesia serta seruan menjaga keutuhan NKRI. "Kami juga menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu-padu menjaga keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)," kata Alfa. Usai membacakan pernyataan sikap, acara kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan spanduk berisi petisi oleh seluruh pengurus GP Ansor yang hadir. Spanduk yang telah dibubuhi tanda tangan dukungan dari jajaran pengurus, perwakilan GP Ansor di 38 kabupaten/kota, serta civitas akademika IAIN Tulungagung, kemudian dibawa sejumlah aktivis ormas NU keluar kampus dan dibentangkan dipinggir jalan. Bersama Alfa Isnaeni, para aktivis GP Ansor, Banser, serta mahasiswa IAIN Tulungagung ini sempat meneriakkan yel-yel kecaman serta provokasi "ganyang Australia". "Jika tuntutan kami tidak segera ditindaklanjuti, GP Ansor secepatnya akan mempersiapkan langkah-langkah 'ganyang Australia'," ancam Alfa. Ia tidak menjelaskan detil pernyataan ganyang Australia tersebut. Alfa hanya mengisyaratkan bahwa lembaga yang dikenal memiliki basis massa besar dan militan ini akan melakukan penggalangan kekuatan guna mempersiapkan pasukan paramiliter mereka. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013