Ngawi (Antara Jatim) - Jenazah salah satu korban tewas jatuhnya Helikopter MI-17 milik TNI-AD, Serka Aan Prayitno (32), Kamis (21/11) malam, akhirnya tiba di rumah duka di Desa Tepas, Kecamatan Geneng, Ngawi, Jatim, untuk dimakamkan di pemakaman umum setempat. Pemulangan jenazah Serka Aan tersebut sampai di rumah orang tuanya setelah terkendala beberapa hari lamanya akibat proses identifikasi yang dilakukan pihak berwenang. Pemulangan jenazah dilakukan melalui jalur darat dari Semarang, Jawa Tengah, setelah sebelumnya menempuh perjalanan udara dari Kalimantan. Almarhum dimakamkan sekitar pukul 19.30 WIB dengan upacara pemakaman secara militer yang dipimpin langsung oleh Komandan Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani Semarang Kolonel Cpn Suprapto. Isak tangis keluarga korban tak terbendung ketika jenazah mulai dimasukkan ke liang lahat. Bahkan ibu korban Sukartinah dan istri korban Ike Yuliatin Anggrainingrum (25) sempat pingsan karena tak kuasa menahan sedih. "Keluarga lega, akhirnya Aan dimakamkan di tempat asalnya. Prosesnya memang lama karena masih menunggu identifikasi," ujar paman korban Sukamto. Komandan Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani Semarang Kolonel Cpn Suprapto, membenarkan jika keterlambatan pemulangan jenazah Serka Aan Prayitno disebabkan karena proses identifikasi. "Memang proses identifikasinya lumayan lama karena membutuhkan ketelitian agar tidak ada kekeliruan. Terlebih lagi korbannya mencapai belasan orang," kata Suprapto. Menurut dia, untuk mengetahui kebenaran identifikasi terhadap jenazah almarhum perlu dilakukan tes DNA yang dicocokkan dengan salah satu keluarganya. Proses tersebut juga rumit mengingat seluruh keluarga korban memang berada di Jawa. "Sehingga perlu tambahan waktu untuk mendatangkan contoh DNA tersebut. Identifikasi dengan DNA penting dilakukan karena kondisi jenazah memang parah diakibatkan helikopter yang ditumpangi mereka terbakar," terangnya. Seperti diketahui, helikopter MI-17 milik TNI AD yang mengangkut 19 orang dari TNI dan sipil mengalami kecelakaan dan jatuh di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, pada Sabtu (9/11). Dalam peristiwa tersebut, korban meninggal mencapai 13 orang termasuk Serka Aan dan korban selamat enam orang. Sementara, Serka Aan Prayitno sendiri memulai karirnya di TNI Angkatan Darat mulai tahun 2002. Dia ikut pendidikan di Kodam Udayana, Bali. Setelah lulus, ditugaskan ke Pontianak Kalimantan, namun tidak lama kemudian dikirim ke Sekolah Penerbang Angkatan Darat (Penerbad) di Malang selama tiga tahun untuk menjadi teknisi. Setelah lulus sekolah teknisi, Serka Aan bertugas di Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani Semarang sampai akhirnya dikirim kembali ke Kalimantan. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013