Surabaya, (Antara Jatim) - Staf Informasi dan Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya Eko Prasetyo mengingatkan masyarakat terkait datangnya musim badai pada Desember 2013 - Februari 2014 imbas pergerakan semu matahari di selatan khatulistiwa yang berbarengan dengan musim hujan. "Pergerakan semu matahari di selatan khatulistiwa bisa berdampak terjadinya pusat tekanan rendah, dan itu bisa menimbulkan badai. Karena itu, kita harus siap dan waspada, apalagi berbarengan dengan musim hujan," katanya di Surabaya, Jumat. Menurut dia, posisi matahari kini berada di selatan khatulistiwa akibat pergerakan semu. Posisi matahari tersebut berdampak terjadinya pusat tekanan rendah dan pemanasan maksimum. Kondisi tersebut biasanya menimbulkan pusat tekanan rendah atau badai tropis di utara, barat atau timur Australia. "Fenomena itu pasti berimbas ke daerah sekitarnya, termasuk Indonesia, khususnya Jawa Timur. Pusat badai ketinggian gelombang bisa mencapai empat meter, sedangkan sekitarnya pasti juga cukup tinggi. Kondisi seperti itu bisa sering terjadi pada bulan Desember hingga Februari," katanya menjelaskan. Sementara itu, cuaca Jawa Timur dalam dua hingga tiga hari ke depan masih diwarnai fenomena masa pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan, yakni angin bertiup lebih kencang dari biasanya. Contohnya, kecepatan angin di Laut Jawa yang sebelumnya sekitar 25 kilometer per jam kini mencapai 45 kilometer per jam lebih dengan ketinggian gelombang sebelumnya antara 0,5 - 1,3 meter kini mencapai 2-2,5 meter. Sedangkan di Samudera Hindia, selatan Jawa Timur, kecepatan angin yang sebelumnya juga sekitar 25 kilometer per jam kini lebih 45 kilometer per jam, sementara tinggi gelombang yang sebelumnya antara 0,5- 2 meter kini mencapai 2,5 - 3 meter. Lebih lanjut Eko mengatakan, meskipun wilayah Jawa Timur dalam beberapa hari ke depan hampir seluruhnya diselimuti awan, tapi belum masuk musim hujan. Musim hujan akan di Jawa Timur akan dimulai dari Jawa Timur bagian barat seperti Madiun, Magetan, Bojonegoro dan Cepu pada minggu ketiga November, Surabaya dan sekitarnya pada minggu keempat November atau awal Desember, sedangkan Jawa Timur bagian timur awal desember atau minggu kedua Desember. "Pada masa pancaroba inilah rawan terjadi angin puting beliung. Kami mengimbau masyarakat lebih waspada karena sifat angin ini memusar dan merusak," katanya. Sedangkan menjelang musim hujan, sebaiknya pemerintah maupun masyarakat mewaspadai potensi terjadinya pohon roboh, banjir maupun tanah longsor dengan memperhatikan lingkungan sekitar dengan baik, kata Eko menandaskan. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013