Jember (Antara Jatim) - Puluhan aktivis mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia dan mahasiswi Hizbut Tahrir Indonesia Kabupaten Jember, Jawa Timur, menggelar demonstrasi untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda di kabupaten setempat, Senin.
Koordinator aksi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jember, Leksono Kunto Wibisono, mengatakan pemuda harus menjadi 'motor' gerakan yang berada di garda terdepan dalam mengawal pembangunan dan perubahan bangsa.
"Dalam refleksi Hari Sumpah Pemuda yang ke-85, kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengawasi jalannya pembangunan karena tidak sedikit uang negara yang dikorupsi para pejabat," tuturnya.
Menurut dia, GMNI prihatin masih banyaknya kasus korupsi dan angka buta aksara cukup tinggi di kabupaten yang dikenal sebagai "Kota Tembakau" tersebut, bahkan masih terjadinya kekerasan dalam menyelesaikan kasus agraria.
"Penanganan konflik agraria di Kabupaten Jember jangan menggunakan kekerasan demi terwujudnya keadilan sosial bagi masyarakat," tuturnya.
Dalam pernyataan sikap yang dibagikan kepada sejumlah pejalan kaki di bundaran DPRD Jember, GMNI mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember memaksimalkan pembangunan di kabupaten setempat yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
"Kami juga meminta Pemkab Jember untuk menyelesaikan segala bentuk konflik sosial masyarakat tanpa menggunakan kekerasan," ujarnya.
Demonstrasi juga digelar puluhan aktivis mahasiswi Muslimah HTI Jember dari Universitas Jember, Universitas Muhammadiyah, dan Politeknik Negeri Jember.
Mereka melakukan "longmarch" dari depan kampus Universitas Muhammadiyah Jember menuju ke bundaran DPRD dengan membawa sejumlah poster yang bertema "Pemuda Merajut Masa Depan Gemilang dengan Khilafah".
Koordinator Muslimah HTI di lingkungan Kampus, Dwi Nur Rifatin Utami, mengatakan pemuda di Indonesia yang jumlahnya mencapai 62,6 juta orang dapat menjadi tolok ukur utama untuk menilai masa depan bangsa, namun di sisi lain jutaan pemuda menjadi pecandu narkoba dan melakukan seks bebas, bahkan tidak sedikit yang melakukan aborsi.
"Kondisi itu sangat memprihatinkan dan mampukah generasi muda membawa bangsa Indonesia menjadi negara yang besar, berdaulat dan makmur," tuturnya.
Ia menilai sistem demokrasi kapitalisme yang dijalankan saat ini membawa dampak buruk bagi generasi muda, sehingga menghasilkan kerusakan moral dan membuat masyarakat sengsara dan miskin.
"Dalam momentum Hari Sumpah Pemuda, HTI Jember menyerukan untuk menolak arah yang salah pada program pemberdayaan pemuda dan menolak sistem kapitalisme demokrasi karena hanya sistem khilafah lah yang mampu membuat para pemuda-pemudi bangkit," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013