Madiun (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun, Jawa Timur berencana memperbaiki 183 ruang kelas di 61 sekolah dasar setempat yang mengalami kerusakan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2013. "Untuk tahun ini ada 183 kelas dari 61 sekolah dasar yang diperbaiki. Rata-rata pengerjaanya dimulai tanggal 16 Oktober 2013 hingga akhir Desember nanti," ujar Kasi Sarana dan Prasarana, Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun Andrianto, Rabu. Menurut dia, selain 183 ruang kelas yang rusak, perbaikan juga dilakukan pada ruang perpustakaan di 22 sekolah dasar serta pengadaan alat peraga sebanyak 25 paket di 25 sekolah yang telah ditunjuk. "Anggaran yang digunakan untuk perbaikan bangunan serta fasilitas sekolah tersebut mencapai Rp11,7 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2013," kata dia. Ia menjelaskan, perbaikan 183 ruang kelas yang rusak tersebut juga termasuk satu ruang kelas di SD Negeri Bulakrejo, Kecamatan Balerejo yang roboh kemarin. "Untuk kejadian di SDN Bulakrejo kemarin sebenarnya sudah dianggarkan tahun ini yaitu satu ruang kelas yang roboh atapnya dengan biaya Rp69,5 juta. Pengerjaannya dijadwalkan mulai pertengahan bulan ini sampai akhir Desember 2013," terangnya. Andrianto menambahkan, untuk perbaikan ruang kelas tahun 2014, Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun akan mengajukan perbaikan sebanyak 253 ruang kelas dengan anggaran mencapai Rp11 miliar. Pengajuan anggaran perbaikan itu disampaikan ke Kementerian Pendidikan melalui anggaran Bantuan Sosisal (Bansos) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Sebelumnya diketahui atap bangunan kelas tiga SD Negeri Bulakrejo di Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, roboh dan para siswanya terpaksa melaksanakan ujian tengah semester dan belajar di ruang perpustakaan sekolah setempat. Kepala Sekolah Dasar Bulakrejo, Yuni Suparwati mengatakan, kondisi bangunan kelas tersebut memang sudah memprihantikan sebelum akhirnya roboh. Beruntung saat roboh tidak ada siswa yang berada di dalam kelas, sehingga tidak sampai ada korban. "Jauh hari sebelum atapnya roboh, kami sudah memindahkan kegiatan belajar dan mengajar siswa di ruang perpustakaan. Hal itu untuk menghindari hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan siswa," ujar Yuni kepada wartawan.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013