Seoul (Antara) - K-Poper, sebutan untuk pengagum budaya Korea Selatan, mengakui bahwa kehadiran budaya populer dari Negeri Ginseng itu telah mempengaruhi penggunaan kosmetik di kalangan remaja putri di Indonesia. "Pengaruh K-Pop sangat tinggi bila dilihat dari banyaknya toko yang menjual produk Korea Selatan. Saat ini ada salon, mal, restoran yang menjual produk Korea, khususnya kosmetik, fashion dan lainnya," kata Xena Levina Atmadja, K-Poper asal Surabaya saat menghadiri kongres dunia pertama mengenai "Hallyu" yang diselenggarakan di kampus "Korea University" di Seoul, Sabtu. Xena menjadi salah satu pembicara dalam kongres yang diselenggarakan oleh Asosiasi Dunia untuk Studi Hallyu (WAHS) itu setelah karyanya berjudul "K-Pop Ring a Ding-dong in My Head" menjadi juara kedua dalam lomba menulis esai tentang K-Pop atau "Hallyu" atau Gelombang Korea tingkat internasional. Mahasiswa Universitas Petra Surabaya itu menjadi pembicara dalam seminar yang dihadiri pembicara dan peserta dari 23 negara bersama Tri Rahayu Handayani dari Universitas Indonesia, Jakarta. Tri tidak menjadi pemenang, namun juga diundang untuk menyampaikan karya tulisnya berjudul "Hallyu Style a the Mecca of Indonesian Fashion". Xena mengemukakan pengaruh K-Pop pada tren penggunaan kosmetik itu, selain membawa dampak ekonomi bagi Korea Selatan, juga meningkatkan popularitas negara tersebut. "Para fans K-Pop ini tidak tanggung-tanggung, karena biasanya rela mengeluarkan uang banyak untuk mengikuti tren idolanya. Ada yang rela mengeluarkan uang sampai Rp2 juta untuk membeli CD dan DVD "Girls Generation" dari awal sampai sesi akhir dan harus asli dari Korea Selatan," katanya. Mahasiswa jurusan komunikasi itu sendiri mengaku mencintai kosmetik produk Korea, karena budaya K-Pop. Namun, ia juga mengakui bahwa ternyata kosmetik itu bagus dan cocok dengan kulitnya. Teman-temannya juga menggunakan produk itu, walaupun harus pesan online dan menunggu barang datang dari Korea dalam waktu lama. Untuk kosmetik ia mengalokasikan dana Rp350 ribu lebih sebulan. Selain kosmetik, kata dia, pengaruh lainnya adalah pada telepon seluler. Karena itu tidak heran, katanya, jika di mana-mana orang sekarang sudah memegang handphone produk Korea dan tokonya ada di mana-mana. "Ini mungkin karena di drama produk Korea banyak sekali digambarkan artisnya menggunakan gadget itu sehingga diikuti oleh pengagumnya," katanya. Xena sendiri tidak banyak menganggarkan dana untuk membeli CD, majalah atau poster. Ia membeli semua itu hanya saat pergi ke Korea karena harganya lebih murah. Sementara Tri mengemukakan bahwa dirinya tidak terlalu fanatik terhadap produk Korea. Namun saat ini ia juga menggunakan kosmetik asal Korea setelah terpengaruh oleh asrtis-artisnya. "Ternyata produk kosmetik Korea cocok dengan kulit saya. Sekarang saya sedang tertarik untuk menjadi penjual produk kosmetik Korea di Indonesia," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013