Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 18 mahasiswa dan satu dosen yang menjadi anggota "ITS Solar Car Racing Team", Jumat, bertolak ke Australia untuk mengikuti "World Solar Challenge 2013" yang digelar Federasi Motorsport Australia pada 1-13 Oktober. "Kali ini, Indonesia hanya diwakili oleh tim ITS," kata anggota tim Siti Choirun Nisa di Surabaya, yang berangkat bersama anggota tim lainnya, di antaranya Agus Mukhlisin, Grangsang Sotyaramadhani, Agus Nurtriartono, M Tegar Wibisono. Keberangkatan tim yang didampingi dosen pembimbing, Dr Ir Muhammad Nur Yuniarto, itu akan mengikuti kompetisi dua tahunan untuk mobil balap bertenaga surya yang mencakup 3.021 km (1.877 mil) melalui pedalaman Australia, yakni dari Darwin ke Adelaide. Perlombaan yang diikuti oleh tim dari seluruh dunia itu memiliki sejarah 20 tahun kompetisi dengan perhelatan perdana pada tahun 1987. Dalam kompetisi tahun 2013, ITS harus bersaing dengan 42 tim dari 24 negara di "Bridgestone World Solar Challenge". "Kami harus optimistis akan memenangkan perlombaan ini, tapi tujuan utama kami untuk mempromosikan penelitian pada mobil bertenaga surya," ucap mahasiswa Teknik Mesin ITS Surabaya itu. Menurut dia, keseimbangan efisien sumber daya listrik dan konsumsi daya merupakan kunci keberhasilan selama perlombaan itu. Pada setiap saat, waktu kecepatan berkendara yang optimal tergantung pada cuaca (perkiraan) dan sisa kapasitas baterai. "Balapan dilakukan di malam hari, sehingga siangnya dilakukan untuk pengisian baterai dengan menggunakan kekuatan matahari. Untuk menangkap sebanyak energi surya mungkin, panel surya diarahkan tegak lurus terhadap sinar matahari agar dapat menangkap sinar dengan maksimal," paparnya. Mulai 1-4 Oktober 2013, mobil milik tim ITS itu akan mengikuti "scrutineering" yang merupakan solusi sesuai regulasi status dan dinamis, kemudian pada 5 Oktober ada kualifikasi awal perlombaan. "Lombanya sendiri dimulai pada 6-13 Oktober dengan perjalanan mulai dari Darwin menuju ke Adelaide. Insya-Allah, kami akan kembali ke Tanah Air pada 17 Oktober 2013," tuturnya. Mobil "Sapu Angin Surya" merupakan mobil bertenaga matahari generasi keempat berjuluk "Widya Wahana Sapu Angin" yang merupakan karya mahasiswa Jurusan Teknik Mesin ITS Surabaya. Menurut dosen pembimbing Dr Muhammad Nur Yuniarto, proyek pembuatan mobil surya itu menyerap dana yang tidak sedikit, karena komponen mobil yang digunakan merupakan kualitas terbaik yang ada di pasaran. "Dana Rp700 juta yang terserap, sebagian besar untuk membeli sel surya dan motor. Sel surya tersebut memiliki efisiensi yang cukup tinggi hingga 22,5 persen dengan baterai yang memiliki daya simpan hingga 5 KW," ungkapnya. Untuk kecepatan dari "Widya Wahana Sapu Angin" atau "Sapu Angin Surya" itu sendiri bisa mencapai 100 kilometer per jam. "Jadi, kami optimistis bisa mencapai finish, karena finish dalam kejuaraan itu hanya memerlukan kecepatan 80 kilometer per jam," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013