Magetan (Antara Jatim) - Masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya atau golongan putih (golput) pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Jawa Timur 2013 di Kabupaten Magetan mencapai 36 persen.
"Angka golput pada Pilkada Jatim kali ini sebesar 36 persen dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 552.806 pemilih," ujar Ketua Panwaslu Magetan Joko Siswanto kepada wartawan, Sabtu.
Menurut dia, angka golput tersebut tidak jauh berbeda dengan Pilkada Jatim pada tahun 2008 yang juga berkisar di angka yang sama.
Adapun, alasan masyarakat tidak menyalurkan hak pilihnya cukup bervariasi. Di antaranya adalah, banyak warga Magetan yang bekerja di luar Jawa Timur, TKI, ataupun memang sengaja memilih untuk golput.
Meski angka golput masih cukup tinggi, pihak panwaslu menolak jika hal tersebut diakibatkan karena minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh lembaga terkait.
"Golput tersebut bukan karena lembaga penyelenggara pemilu tidak bersosialisasi. Semuanya telah melakukan sosialisasi tentang Pilkada Jatim. KPU sosialisasi, panwaslu juga, para tim sukses juga bersosialisasi," kata Joko.
Sementara, sejumlah lembaga survei telah menyebutkan bahwa pasangan KarSa unggul dalam Pilkada Jatim melalui hasil hitung cepat yang telah dilakukan.
Seperti Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebutkan, pasangan nomor satu KarSa, unggul dengan meraih perolehan suara 47,97 persen, disusul pasangan nomor 4 Khofifah Indar Parawansa-Herman S. Sumawiredja (Berkah) dengan angka 37,77 persen.
Sementara urutan ketiga ditempati pasangan Bambang DH-Said Abdullah (BDH-Said) yang diusung PDI Perjuangan sebesar 11,90 persen, dan pasangan nomor 2 Eggi Sudjana-M. Sihat (Eggi-Sihat) menempati posisi terakhir dengan 2,37 persen.
"Untuk hasil Pilkada Jatim di Magetan, hingga kini KPU setempat masih melakukan rekapitulasi penghitungan suara. Setelah selesai hasilnya akan dikirim ke KPU Jawa Timur," kata Joko. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013