Surabaya (Antara Jatim) - Kementerian Agama RI menyajikan makanan menggunakan kotak kardus atau boks untuk jamaah haji asal Indonesia khusus tahun 1434 Hijriah atau 2013 Masehi dan memastikan tidak menggunakan prasmanan atau katering.
"Khusus penyajian makanan ada perbedaan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena makanan jamaah haji Indonesia sekarang sudah tidak menggunakan katering, melainkan nasi di dalam kemasan kotak kardus," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama, Cepi Supriatna, di Surabaya, Jumat.
Pihaknya mengaku setelah melakukan evaluasi menyeluruh, khususnya tentang makanan, disepakati untuk tidak menggunakan katering atau presmanan lagi.
"Kalau pakai presmanan, pasti antrenya sangat panjang dan kasihan jamaah. Jadi, kami ingin efisiensi dengan ketentuan atau menu makanan seperti biasanya, yakni sesuai makanan orang Indonesia," katanya.
Hanya saja, pihaknya berpesan kepada para jamaah untuk tidak menyimpan kotak makanan jika tidak di makan. Ia menilai, kebiasaan orang Indonesia menyimpan makanannya untuk di makan kemudian. Padahal, dikhawatirkan nasi menjadi basi dan berpotensi menimbulkan penyakit bagi jamaah.
"Kalau diberi makan untuk makan siang, berarti harus dimakan siang itu juga, jangan disimpan sampai malam. Contoh, biasanya jamaah suami istri hanya makan satu kotak saja, sedangkan satunya disimpan untuk malam. Ini tidak baik dan kami harap tidak dilakukan," kata dia.
Petugas, lanjut Cepi, akan memberikan makanan ke jamaah sebanyak dua kali selama sembilan hari saat berada di Madinah. Sedangkan, ketika berada di Arafah dibagikan tiga kali dalam sehari.
"Saat di Madinah, makannya siang dan malam. Namun saat di Arafah, mendapat makanan pagi, siang dan malam," katanya.
Persoalan makanan ini, pihaknya menjamin tidak ada kendala karena sudah siap dan menu yang disajikan sudah sesuai pesanan. Kemenag juga telah memastikan menunya makanan Indonesia, meski dipesannya di perusahaan makanan di Arab Saudi.
"Perusahaan yang membuatnya juga terjamin dan sesuai standar dari pemerintah Arab Saudi. Jadi, jangan khawatir dengan menunya. Tapi sekali lagi, kami menekankan ke jamaah agar tidak menyimpan makanan yang tidak dimakan karena akan basi dan menimbulkan penyakit," kata Cepi.
Sementara itu, untuk makanan di pesawat terbang, pihaknya juga telah bekerja sama dengan maskapai penerbangan memberikan jaminan bagi jamaah haji.
Koordinator Pelayanan Haji Embarkasi Surabaya, Batam, dan Jakarta, Martadi, memastikan per orang di pesawat akan mendapat dua kali makan dan sekali snack atau makanan ringan.
"Satu jam setelah 'take off' dan dua jam menjelang 'landing' akan dibagikan makanan. Menunya, nasi dan ikan daging atau ayam. Kami sudah menjamin makanannya karena telah melalui prosedural dan dipastikan bergizi," katanya.
Khusus tahun ini, Kementerian Agama RI tetap menggunakan jasa dua maskapai penerbangan mengangkut jamaah calon haji asal Tanah Air, yakni Garuda Indonesia dan Saudi Arabia Airlines. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013