Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Surabaya akan mulai memindahkan trayek bus Antarkota Antarprovinisi (AKAP) jalur pantai utara dari Terminal Purabaya ke terminal Tambak Osowilangun menjelang Lebaran tahun ini. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Eddi, Selasa, mengatakan, pelaksanaan pemindahan dan penataan trayek bus AKAP jalur Pantura di terminal TOW masih harus dikoordinasikan dahulu dengan LLAJ Provinsi Jawa Timur. "Pemindahan trayek Bus AKAP Jalur Pantura ke terminal TOW nantinya akan diikuti oleh penataan trayek angkutan kota Surabaya," kata Eddi usai menggelar rapat koordinasi di Pemkot Surabaya. Selain itu, lanjut dia, nantinya terminal TOW juga akan disinergikan dengan angkutan masal monorel Kota Surabaya. Dengan demikian, penataan trayek angkutan kota harus dilakukan secara cermat dengan dasar semua trayek nanti akan masuk dan terhubung ke terminal TOW. "Kami tidak ingin ada kesalahan dalam melakukan penataan trayek di terminal TOW," tutur Eddi. Sekretaris Paguyupan Pekerja TOW Supari menuturkan, pemkot harus bisa menegakan aturan bus yang masuk ke TOW. Tahap awal yang bisa dilakukan dengan mengoperasikan 128 armada yang bisa melayani jalur ke Madiun, Madura dan Malang. "Semua bus itu harus masuk ke TOW untuk meramaikan terminal. Ini harus dilakukan sebelum Lebaran sehingga kondisi TOW bisa ramai dan berfungsi dengan baik," kata Supari. Ia juga menjelaskan, harusnya pemkot bisa memasukan bus AKAP jalur pantura dari awal sebab itu sudah masuk dalam keputusan bersama dengan surat resmi yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah. Tapi, sampai sekarang penegakan aturan itu belum juga dilakukan. "Tapi kalau mau dilakukan secara bersamaan juga bisa, ini akan membantu banyak aktifitas di TOW," katanya. Kalau semua sudah dilakukan, lanjut dia, berarti ada 480 armada yang masuk ke TOW. Semua aktifitas di TOW juga bisa kembali normal dengan banyaknya armada yang keluar-masuk ke TOW. Pemkot sendiri, kata dia, harus bisa mengawal armada untuk masuk ke TOW. Kalau tahap pertama dengan memasukan 128 armada, maka tahap kedua harus bisa dilaksanakan sebelum akhir tahun ini. "Kalau pada 2013 ini tak bisa diselesaikan berarti bukan molor lagi, tapi sudah tak ada kepedulian lagi," ujarnya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013