Madiun (Antara Jatim) - Puluhan hektare tanaman padi di sejumlah wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, terserang hama wereng coklat sehingga petani terancam gagal panen. "Hama wereng sudah lama menyerang dan merusak tanaman padi, sehingga banyak petani merugi. Bantuan dari dinas terkait juga sangat minim," ujar petani daerah Balerejo, Paijo, kepada wartawan, Sabtu. Menurut dia, wereng tersebut menyerang tanaman padi yang siap panen. Akibatnya tanaman banyak yang kering dan mati. Para petani terpaksa memanen padinya lebih awal untuk menghindari kerugian lebih banyak. "Petani rugi banyak karena tanaman banyak yang mati. Hasil panenan secara tidak langsung menurun drastis," terang Paijo lebih lanjut. Kepala Bidang Teknik Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Holtikultura, Kabupaten Madiun, Catur Jaka Widada, membenarkan tentang serangan hama wereng di sejumlah wilayah Kabupaten Madiun. Data dinas setempat mencatat, hama wereng telah menyerang tanaman padi seluas 47,42 hektare di sejumlah wilayah di Kabupaten Madiun. "Wilayah yang terserang di antaranya Kecamatan Jiwan, Madiun, Wonoasri, dan Pilangkenceng. Itupun pelarian dari wilayah Ngawi. Kalau wilayah Madiun selatan aman," kata Catur Jaka. Meski terdapat sejumlah daerah yang terserang hama, diperkirakan kerugian akibat seragan tersebut tergolong minim. Kerugian hanya di bawah 5 persen dari total lahan seluas 28.320 hektare. "Dinas telah menyediakan sebanyak 150 kilo liter pestisida. Yang terserang langsung disemprot. Selain itu, bagi padi yang siap panen dapat langsung dipanen untuk menekan kerugian," tambahnya. Sementara itu, hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Ngawi. Hama wereng menyerang seluas 80 hektare tanaman padi di wilayah setempat. "Sekitar 80 hektare sawah terserang wereng coklat. Untuk jenis padi yang diserang wereng adalah bibit unggul Inpari 13," ungkap Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Ngawi Marsudi. Pihaknya mengklaim telah menurunkan petugas guna melakukan deteksi dini dan pengendalian. Bantuan obat hama juga telah diberikan kepada sejumlah kelompok tani setempat. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013