Ponorogo (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur segera melakukan normalisasi sungai di Kecamatan Slahung demi mengantisipasi luapan air (banjir) ke kawasan pemukiman sekitarnya.
Kepala Dinas PU Kabupaten Ponorogo, Heri Subito, Jumat mengatakan, rencana normalisasi sejumlah sungai sebenarnya telah dirancang sejak lama, namun pelaksanaannya akan dipercepat pascabanjir bandang yang melanda beberapa kecamatan di daerah tersebut, 19-20/ Juni.
"Kami akan mengeruk sungai di daerah tersebut agar air tidak melimpah ke permukiman karena berbahaya dan bisa menggerus rumah penduduk," katanya. j
Heri Subito tidak merinci panjang target normalisasi sejumlah aliran sungai yang disebutnya mengalami pendangkalan.
Ia hanya mengatakan bahwa upaya tersebut merupakan salah satu upaya konkret pemerintah daerah setempat dalam mencegah atau meminimalkan risiko banjir akibat pendangkalan sungai.
Dua hari sebelumnya, bencana banjir dan tanah longsor melanda empat kecamatan di Ponorogo, yakni Kecamatan Slahung, Bungkal, Ngrayun, serta Balong.
Hasil pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), longsor paling banyak terjadi di Kecamatan Slahung, Bungkal dan Ngrayun.
Sedangkan yang mengalami banjir ada di Desa Karangan, Singkil, Balong dan Dadapan, Kecamatan Balong; Desa Kambeng, Kecamatan Slahung; Desa Banaran, Kecamatan Slahung; dan Desa Bedi Kulon Kecamatan Bungkal.
Dinas PU Ponorogo mencatat ada enam jembatan yang rusak ringan hingga parah.
Subito mengatakan, pihaknya sejauh ini masih terus berupaya melakukan inventarisasi untuk diprioritaskan perbaikan menggunakan anggaran tanggap darurat bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Bila masih kurang, (kami) akan ajukan melalui APBN. Untuk Kambeng misalnya, mungkin akan diajukan lewat pemerintah provinsi dan pusat," jelasnya.
Hingga Jumat sore, hujan deras dilaporkan masih mengguyur beberapa wilayah di Ponorogo bagian selatan, namun banjir yang terjadi di sejumlah titik kawasan telah surut.
Novan, salah satu warga Bungkal menyatakan, saat ini warga menunggu tindakan cepat dari Pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk mencegah lokasi yang longsor menjadi semakin parah.
"Yang di Bungkal ada yang makin parah, harus segera ditangani karena bisa mengenai rumah warga," ujarnya.
Hal senada disampaikan Nardi, warga Desa Kambeng, Kecamatan Slahung, terkait ambrolnya jembatan Kambeng.
Ia dan para warga mengeluhkan reaksi lambat pemerintah daerah setempat dalam menanggapi laporan warga.
"Kami sudah laporkan sejak beberapa bulan lalu soal plengseng yang runtuh tapi tidak ada reaksi dan sekarang jembatan sudah tergerus dan ambrol sebagian. Sekarang warga tidak bisa lewat walaupun belum putus. Bisa seperti jembatan Plapar ini (runtuh)," kata Nardi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013