Surabaya (Antara Jatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf memiliki tiga usulan jika Pemerintah Pusat menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dengan harapan kondisi Jatim, utamanya kondisi sosial ekonomi tetap aman dan stabil. "Supaya harga bahan-bahan pokok tidak ikut melonjak, Pemerintah Provinsi Jatim berusaha agar kondisi tetap stabil di masyarakat," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Senin. Tiga usulan tersebut, yakni memperketat arus barang impor masuk ke wilayah Jatim, serta pemerintah daerah berencana menambah subsidi angkutan umum, khususnya untuk distribusi barang-barang pokok. Usulan kedua, kata dia, penyaluran bantuan langsung tunai oleh pemerintah pusat ke masyarakat wilayah Jatim terus dipantau. Jangan sampai cair ke tangan yang tidak tepat. "Usulan berikutnya adalah bantuan untuk petani, seperti bantuan pemberian pupuk dan benih. Hal ini supaya ongkos produksinya minim," kata wakil gubernur yang akrab disapa Gus Ipul tersebut. Mantan Menteri Percepatan Daerah Tertinggal era Presiden Abdurrachman Wahid tersebut mengaku, jika bisa memilih maka pihaknya berharap tidak ada kenaikan tarif BBM. Namun, karena kenaikan adalah keputusan pemerintah pusat, sehingga harus ditaati di daerah. Sementara itu, unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM terjadi di Surabaya. Secara bergantian, ratusan massa dari sejumlah elemen menggelar orasi dan membentangkan spanduk di depan Gedung Negara Grahadi, berharap pemerintah pusat tidak jadi menaikkannya. Koordinator Aksi, Jamaluddin menilai, kenaikan harga BBM saat ini merupakan bentuk dari politik pembodohan bagi rakyat. Dengan kenaikan BBM, kata dia, buruh yang mayoritas masih miskin dipastikan akan semakin miskin. "Yang akan terpukul itu buruh, sebab pasti akan terdampak seperti tahun-tahun sebelumnya. Kalau BBM naik maka buruh akan miskin, merana dan sengsara," katanya. Unjuk rasa sempat diwarnai kericuhan antara pendemo dengan polisi. Akibatnya, satu mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) sempat diamankan aparat dan dimintai keterangan. Polisi terpaksa mengamankannya karena usai pendemo membakar keranda. "Pertama kami membiarkannya. Tapi saat mau padam, masih ada pendemo yang kembali menuangkan bensin. Dari situ aparat bertindak dan mengamankan satu mahasiswa," kata Wakasat Reskrim Polrestabes Surabaya Kompol Hartoyo. Akibatnya, polisi dan mahasiswa sempat bersitegang dan terjadi aksi dorong. Kendati demikian, aksi tidak meluas dan kedua belah saling menahan diri. Aksi kembali berjalan normal dan massa kembali berorasi. Tidak lama berselang, seorang mahasiswa yang sempat diamankan dilepas kembali setelah dimintai keterangan. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013