Pamekasan (Antara Jatim) - Dewan Pendidikan Pamekasan, Jawa Timur, menyayangkan unjuk rasa siswa di sejumlah lembaga pendidikan yang terjadi akhir-akhir, hingga mengganggu proses kegiatan belajar mengajar.
Sekretaris Dewan Pendidikan Pamekasan Akhmad Zaini, Kamis, mengatakan tidak seharusnya unjuk rasa digelar siswa, apalagi masih dalam tingkat sekolah dasar.
"Apa jadinya putra-putri bangsa ini, jika sejak SD sudah belajar berunjuk rasa. Masa depan siswa jelas akan menjadi korban," kata Zaini.
Sekretaris Dewan Pendidikan Zaini mengemukakan hal ini menanggapi banyaknya siswa di Pamekasan berunjuk rasa menolak mutasi kepala sekolah dan sebagian guru mereka dalam sebulan terakhir.
Zaini bahkan mencurigai, gerakan penolakan yang dilakukan siswa atas mutasi sebagian guru dan kepala sekolah mereka itu karena atas suruhan sebagian oknum guru dan kepala sekolah mereka.
"Yang sangat menyedihkan apabila mereka berunjuk rasa hingga mogok belajar, seperti yang dilakukan para siswa SMK Negeri I dan II itu," ucapnya.
Ia juga menambahkan, kecurigaan Dewan Pendidikan Pamekasan semakin kuat bahwa unjuk rasa menolak mutasi sebagian guru dan kepala sekolah atas suruhan oknum guru, karena yang berunjuk rasa bukan hanya siswa tingkat SLTA, akan tetapi juga siswa SD.
"Mereka kan tidak mungkin mengetahui kebijakan dinas, jika memang tidak diberitahu," ujarnya, menambahkan.
Secara kelembagaan, kata dia, fenomena unjuk rasa siswa yang terjadi di sejumlah lembaga pendidikan di Kabupaten Pamekasan akhir-akhir ini memang telah menjadi perhatian serius Dewan Pendidikan Pamekasan.
Bahkan, kata dia, pihaknya telah menggelar rapat koordinasi dengan semua jajaran pengurus Dewan Pendidikan dan akan menyampaikan rekomendasi kepada pimpinan pemkab dan Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan.
Salah satunya, menindak tegas oknum guru dan kepala sekolah yang melibatkan siswa, bahkan meminta para siswa untuk berunjuk rasa.
Tidak hanya itu, Dewan Pendidikan juga berencana menyampaikan hal itu ke komisi D DPRD Pamekasan yang memang mitra eksekutif dalam bidang pendidikan.
Maraknya unjuk rasa siswa di Pamekasan ini berawal dari penolakan mutasi sebanyak 51 orang guru dan kepala sekolah oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan, beberapa waktu lalu.
Alasan para guru menolak mutasi ketika itu, karena mutasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan ujian nasional tingkat SMA dan yang sederajat.
Akan tetapi, meski ujian nasional telah berakhir, unjuk rasa siswa tetap berlangsung. Terakhir, unjuk rasa dilakukan para siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pamekasan dengan alasan yang sama, yakni menolak mutasi guru PNS dari Disdik Pamekasan yang diperbantukan ke lembaga itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013