Beda zaman, beda tantangan. Bila tokoh wanita Raden Ajeng Kartini menghadapi ketertinggalan wanita dalam pendidikan, maka "Kartini" saat ini menghadapi ketertinggalan anak-anak muda mereka dalam "pendidikan". "Tiga peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian ibu rumah tangga dan wanita pada umumnya adalah masalah narkoba, masalah pelecehan seksual, dan masalah korupsi," ucap peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Dr Mangestuti Agil Apt MS. Ketiga masalah itu sudah saatnya memerlukan perhatian yang sangat serius dan harus dicarikan jalan keluar segera sebelum menggerogoti dan merusak ketahanan mental dan fisik generasi muda. "Secara langsung maupun tidak langsung, ketiga masalah itu memberikan pengaruh tidak baik dan membahayakan bagi proses pendidikan anak muda," ujar Guru Besar dalam Bidang Ilmu Botani Farmasi dan Farmakognosi Unair itu. Bagi dosen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, perhatian sangat serius perlu diberikan kepada pemberantasan narkoba pada tingkat sekolah lanjutan, mengingat terperosoknya anak pada usia itu berpeluang melemahkan mental dan pada akhirnya membuat kualitas sumber daya manusia menurun. "Pelecehan seksual yang terjadi belakangan ini besar kemungkinan terjadi karena banyak sebab, termasuk anak yang pernah melihat perbuatan hubungan seksual yang dilakukan oleh orang tua mereka. Ini terutama berpeluang terjadi di tempat dimana kondisi rumah yang tidak memungkinkan hubungan seksual orang tua dilakukan di kamar khusus," tuturnya. Selain itu, dampak perbuatan korupsi dalam berbagai hal, termasuk korupsi waktu, korupsi berskala besar dan kecil, disengaja maupun tidak disengaja, pasti secara perlahan tapi pasti merusak mental generasi muda. "Karena itu, peringatan Hari Kartini tahun ini harus menjadi momentum kaum ibu untuk mendeklarasikan gerakan penyelamatan anak muda Indonesia," tukasnya. Cara yang paling efektif adalah melalui organisasi PKK yang sudah ada, namun belum berfungsi optimal. Instruksi gerakan semacam itu harus datang dari pimpinan tertinggi dan dilaksanakan melalui program yang dicanangkan secara besar-besaran melalui media massa. "Libatkan para pakar pendidikan yang memang handal. Buat tahapan kerja yang pelaksanaan dan hasilnya dapat dimonitor secara reguler. Marilah kita selamatkan anak-anak Indonesia dari jurang kehancuran," paparnya. Ya, beda zaman, beda tantangan. Kartini masa kini agaknya tidak tertinggal dalam dunia pendidikan, karena itu perhatian harus diarahkan pada pendidikan bagi anak-anak muda yang kini menghadapi tantangan amat serius, yakni narkoba, korupsi, dan pelecehan seksual. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013