Surabaya (Antara Jatim) - Ruas Jalan Tunjungan mulai Siola hingga pertigaan Genteng di Kota Surabaya, Minggu, ditutup mulai pukul 13:00 hingga 22:00 WIB untuk digunakan kegiatan "Tunjungan Street" dalam rangka meramaikan Forum "Asia Pasific Economic Cooperation" (APEC) 2013. "Jalan sudah ditutup, kendaraan yang menuju Jalan Tunjungan sudah dialihkan ke jalan lain," kata Kabag Kerja Sama Pemkot Surabaya Ifron Hadi kepada Antara di Surabaya. Menurut dia, para delegasi sesuai acara akan diarahkan semua ke "Tunjungan Street" yang mengingatkan pada lagu khas Surabaya yakni "Mlaku-Mlaku nang Tunjungan" atau jalan-jalan ke Jalan Tunjungan. "Meeting (pertemuan) delegasi APEC selesai pada pukul 17:00, kami berharap pada pukul 18:00 dan 19:00 WIB mereka bisa kita arahkan ke sana," katanya. Namun demikian, lanjut dia, tidak ada kewajiban bagi para delegasi APEC dari beebrapa Negara ini untuk bisa hadir di acara "Tunjungan Street". "Tidak ada paksaan, sifatnya suka rela," katanya. Ifron mengharapkan dengan kegiatan ini bisa menghidupkan kembali kesenian musik jalanan asal Kota Surabaya yang selama ini mulai redup. Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Wiwiek Widyawati, Rabu, mengatakan kawasan Jalan Tunjungan yang menjadi ikon Kota Surabaya karena banyak bangunan cagar budaya. Menurut dia, di sepanjang Jalan Tunjungan nantinya bakal diisi oleh stan-stan kuliner khas Surabaya, aneka makanan rakyat dan juga stan kerajinan tangan (handicraft) serta "performance live music". Ruas jalan Tunjungan ini, kata dia, selain diperuntukkan bagi delegasi APEC yang berasal dari 21 negara, bagi warga Kota Surabaya dan sekitarnya juga bisa ikut menikmati kegiatan "Tunjungan Street". "Tunjungan Street dimulai pukul 17.00 WIB hingga 22.00 WIB. Acara ini memang ditujukan untuk delegasi APEC yang hadir di Surabaya. Namun, bagi warga Surabaya yang ingin datang juga dipersilakan," ujarnya. Selain itu, nantinya juga akan ada sejumlah stan kuliner khas Surabaya yang berjajar di Jalan Tunjungan, mulai dari Lontong Balap, Rujak Cingur, Rawon, hingga Semanggi Suroboyo. Tidak ketinggalan aneka minuman tradisional seperti sinom, beras kencur, sirup rosela, es sarang burung, serta sejumlah minuman dan camilan lainnya. Menurut Wiwiek, stan kuliner akan diisi oleh asosiasi restoran dan juga rumah makan, sedangkan stan handicraft dan makanan rakyat diisi oleh UKM binaan dari Dinas Koperasi dan UKM. (*)

Pewarta:

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013