Bojonegoro (Antara Jatim) - Ayam kampung asal sejumlah daerah masuk pasaran di Bojonegoro, Jatim, sejak sebulan terakhir yang disebabkan para pedagang mulai kesulitan memperoleh ayam kampung di masyarakat peternak ayam kampung. "Memperoleh ayam kampung di masyarakat saat ini sulit, sebab banyak peternak yang menghentikan beternak ayam kampung takut dengan penyakit flu burung," kata seorang pedagang ayam kampung di Pasar Besar Kota Bojonegoro Sarif (45), Sabtu. Oleh karena itu, lanjut dia, sejumlah pedagang di daerah setempat mulai melakukan pembelian ayam kampung ke luar daerah, di antaranya ke Babat, Lamongan dan Kertosono, Nganjuk untuk mencukupi kebutuhan ayam kampung di pasar setempat. Bahkan, lanjut dia, ada dua pedagang asal Solo, Jateng yang langsung datang membawa ayam kampung asal daerahnya untuk dipasarkan di Bojonegoro, sejak sepekan terakhir. "Ayam kampung luar daerah yang masuk pasaran di sini jumlahnya ada kalau sekitar 1.500 ekor per hari sejak sebulan terakhir," jelas Sarif, dibenarkan pedagang ayam kampung lainnya di pasar setempat Kasni (37). Sarif memberikan gambaran para pedagang di pasara setempat yang membeli ayam kampung di masyarakat peternak hanya bisa memperoleh paling banyak 10 ekor ayam kampung/hari, padahal biasanya dengan mudah bisa memperoleh 50 ekor/hari. "Saya biasanya bisa memperoleh 10 ekor per hari, tapi saat ini hanya tiga ekor per hari," jelas pedagang ayam kampung lainnya Iskandar (65) sambil menunjuk tiga ekor ayam di dalam keranjang. Namun, menurut Sarif dan Iskandar, juga pedagang ayam lainnya, harga ayam kampung cenderung turun yang disebabkan banjir luapan Bengawan Solo mengakibatkan banyak pedagang makanan yang berhenti berjualan. "Warga di daerah genangan banjir luapan Bengawan Solo di Bojonegoro dan Tuban sudah tidak punya ayam lagi, habis dijual pada banjir yang lalu. Karena ayam sulit jadinya harga ayam kampung turun berkisar Rp5 ribu sampai Rp10 ribu/ekor sejak sepekan terakhir," ujar Sarif. Sarif menyebutkan harga ayam kampung yang biasanya Rp30 ribu/ekor turun menjadi Rp25 ribu/ekor, harga ayam kampung Rp35 ribu/ekor, turun menjadi Rp30 ribu/ekor, dan bebek yang biasanya Rp40 ribu/ekor turun menjadi Rp30 ribu/ekor. "Saya terpaksa menurunkan harga jual dua ekor ayam kampung ini menjadi Rp60 ribu. Kalau laku saya hanya memperoleh untung Rp1.000/ekor," ucap pedagang ayam lainnya Ny. Sutrijah (65). (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013