Surabaya, (Antara Jatim) - Staf Informasi dan Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya Eko Prasetyo mengemukakan hujan yang mengguyur sejumlah wilayah di Jawa Timur, khususnya Surabaya, dalam beberapa hari terakhir merupakan dampak dari pergerakan semu matahari dari selatan ke utara khatulistiwa. "Ini bukan anomali. Ini siklus rutin saat akan terjadi pergantian musim. Pergerakan semu matahari dari selatan ke utara khatulistiwa akan berefek terjadinya peluang hujan di daerah yang dilintasi seperti yang terjadi saat ini," kata Eko Prasetyo, di Surabaya, Kamis. Ia menjelaskan, pergerakan semu matahari akan menimbulkan pemanasan maksimum di daerah-daerah yang dilintasi, karena daerah yang dilintasi akan berpotensi terbentuk awan konvektif yang kemudian menjadi hujan. "Sebenarnya puncak matahari berada di nol derajat pada 23 Maret lalu, dan sekarang matahari bergerak sedikit ke utara khatulistiwa . Posisi matahari pada nol derajat lagi diperkirakan pada September dan Oktober diperkirakan memasuki musim hujan lagi," katanya. Dengan pergerakan matahari tersebut, menurut Eko, diperkirakan hingga April mendatang di daerah selatan khatulistiwa tidak akan ada gangguan badai atau siklon tropis. Eko lebih lanjut menambahkan, cuaca di perairan utara Jatim atau di Laut Jawa saat ini cukup kondusif dengan tinggi gelombang berkisar 0,5 - 1,3 meter, sedangkan kecepatan angin sekitar 35 kilometer per jam. Sementara itu, cuaca di perairan selatan Jatim atau di kawasan Samudera Hindia perlu diwaspadai karena tinggi gelombang mencapai 2,5 meter, sedangkan kecepatan angin mencapai 45 kilometer per jam lebih. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013