Bojonegoro (Antara Jatim) - Harga bawang putih di Bojonegoro, Jawa Timur, sejak empat hari lalu mulai turun sekitar Rp20 ribu/kilogram, namun pasokan bawang putih masih terbatas karena belum ada tambahan barang putih impor. "Saya biasanya bisa membeli 20 kilogram per hari, tapi saat ini hanya bisa memperoleh 5kg per hari," kata seorang pedagang pracangan di Pasar Besar Bojonegoro, Untrini, Minggu. Hal senada disampaikan seorang pedagang pracangan lainnya juga di pasar setempat, Likah yang menyatakan, belum ada pasokan bawang putih impor yang masuk ke pasar setempat. "Kabarnya bawang putih selundupun masih tertahan di pelabuhan Surabaya," ucap Likah. Menurut Untrini, dibenarkan Likah, harga bawang putih yang semula sempat mencapai Rp80 ribu/kilogram turun menjadi Rp60 ribu/kilogram, sebab harga pembelian dari pemasok asal Surabaya yang semula mencapai Rp77 ribu/kilogram turun menjadi Rp57 ribu/kilogram. "Kami kurang tahu mengapa harga bawang turun, padahal pasokan bawang impor belum masuk," ujar Likah. Yang jelas, menurut Likah, harga bawang putih Rp80 ribu/kilogram, merupakan harga tertinggi yang pernah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. "Dulu ketika Bojonegoro banjir besar pada 2008 harga bawang putih pernah mencapai Rp20 ribu/kilogram, tapi kemudian turun lagi," katanya. Sementara itu, harga bawang merah di daerah setempat juga masih stabil tinggi belum ada perubahan berkisar Rp40 ribu-Rp50 ribu/kilogram. "Bawang merah produksi Nganjuk semakin menipis, sampai-sampai bawang merah bibit dijual di pasaran," jelas Likah. Sementara itu, seorang pedagang bawang merah di Bojonegoro, Tulus Santoso, menjelaskan, bawang merah produksi Nganjuk sudah sulit diperoleh, sehingga dirinya terpaksa mencari bawang merah produksi Juwana, Jateng. "Saya menjual bawang merah produksi Juwana kepada para pedagang berkisar Rp45 ribu-Rp55 ribu per kilogram," jelas Tulus, ketika menjual bawang merah di Pasar Banjarjo, Kecamatan Kota. Ia menjelaskan, sepanjang bawang merah impor tidak masuk harga bawang merah masih berpeluang mengalami kenaikan, sebab produksi bawang merah lokal semakin menipis. "Biasanya di tahun-tahun yang lalu harga bawang merah tertinggi hanya sekitar Rp20 ribu/kilogram, kemudian turun lagi setelah bawang impor masuk berkisar Februari-Maret," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013