Bojonegoro (Antara Jatim) - Gubernur Jatim, Soekarwo mendukung kebijakan Pemerintah yang mengizikan impor bawang putih untuk menekan kenaikan harga bawang putih yang terjadi di berbagai daerah akhir-akhir ini. "Kalau bawang putih memang harus impor, sebab kalau hanya mengandalkan produksi lokal jelas tidak akan mencukupi," katanya, usai pelantikan Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Bojonegoro, Rabu. Ia menyatakan hal itu, menangapi tingginya harga bawang putih di berbagai daerah di Jatim, termasuk di Bojonegoro yang sudah mencapai Rp80 ribu/kilogram. Menyinggung kabar masuknya bawang putih impor ke Jatim, Soekarwo mengatakan bahwa bawang putih yang masuk ke Jatim itu untuk bibit bukan untuk dijual untuk konsumsi masyarakat. "Kalau untuk bibit jelas tidak diperbolehkan dijual untuk konsumsi umum di masyarakat," jelasnya. Lebih lanjut ia mengemukakan, pihaknya juga mendukung impor bawang merah, namun pelaksanaanya tidak boleh dilakukan dalam kurun waktu dua bulan sebelum panen dan dua bulan sesudah panen. "Kurun waktu dua bulan sebelum panen dan dua bulan sesudah panen kami tidak memperbolehkan ada impor bawang merah masuk Jatim, termasuk impor garam," ujarnya. Menurut dia, pengaruh cuaca musim hujan yang basah mempengaruhi tingkat produksi bawang merah di sejumlah sentra penghasil bawang merah, sehingga bawang merah di pasaran berkurang. "Yang jelas bawang putih impor segera masuk Jatim," ucapnya, menjawab pertanyaan. Di Jakarta, Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan 16 Surat Persetujuan Impor (SPI) bawang putih yang nantinya diharapkan mampu menekan harga. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina, sebelumnya mengatakan, bawang putih akan diimpor dari China dan India dan diperkirakan memakan waktu kurang lebih dua minggu untuk sampai ke pasar. "Kenaikan harga bawang putih akibat kurangnya suplai dan kurangnya produksi yang diakibatkan oleh cuaca buruk," kata Sri. Sementara itu, seorang pedagang pracangan di Pasar Besar Bojonegoro, Supinah, menyatakan, kenaikan harga bawang putih terjadi dua kali sehari dengan kenaikan rata-rata Rp5 ribu per kilogram, sejak beberapa hari terakhir. "Yang menaikan harga pemasok dari Surabaya. Kami hanya mengikuti kenaikan harga bawang putih," kata Supinah yang dibenarkan pedagang lainnya, Tri Kamal. Selain harga naik, menurut Supinah, jumlah pasokan bawang putih yang diterima pedagang di pasar setempat juga semakin berkurang sehingga diperkirakan harga bawang putih masih akan terus naik jika tidak ada impor bawang putih. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013