Surabaya (AntaraJatim) - Pecinta grup band Koes Plus dari 15 provinsi bekerja sama dengan Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya menggebrak Kota Surabaya dengan menggelar acara bertajuk "Koes Plus Inspiration" di pelataran parkir kampus setempat, Minggu malam. "Itu merupakan pemanasan sebelum pagelaran akbar Koes Plus pada bulan Juni yang akan datang. Insya-Allah, bulan Juni mendatang di Unitomo akan digelar Rekor MURI 36 jam menyanyi lagu Koes Plus," kata koordinator pelaksana 'Papi' Hartopo. Pecinta Koes Plus yang juga Dekan Fikom Unitomo itu menjelaskan para pecinta Koes Plus yang tergabung dalam Komunitas Jiwa Nusantara itu, juga menggelar kongres di sebuah hotel di Surabaya pada hari yang sama. Senada dengan itu, Winaryo dari Komunitas Jiwa Nusantara Cabang Surabaya mengaku pagelaran kali ini juga merupakan mengagendakan kongres. "Saya bangga dengan Unitomo sebagai kampus musik dan seni bisa menampung aspirasi komunitas kami," tuturnya. Fans berat Koes Plus yang juga dokter gigi itu mengharapkan dengan adanya pagelaran ini nantinya makin menginsipirasi banyak "darah baru" pecinta lagu Koes Plus, terutama dari kalangan mahasiswa. "Koes Plus adalah salah satu band legendaris Indonesia. Band ini bermula dari band yang dibentuk sebelumnya yaitu Koes Bersaudara yang sangat terkenal pada tahun 1960-an," ujarnya. Menurut dia, lagu-lagu Koes Plus masih dinyanyikan dan digemari dari kalangan tua dan muda sampai sekarang. "Beberapa lagu hitsnya yang terkenal antara lain Bunga di Tepi Jalan, Kisah Sedih di Hari Minggu, Bujangan, dan masih banyak lagi," katanya, didampingi Kepala Bidang Public Relations Unitomo, Agustiawan Djoko Baruno. Sementara itu, peneliti dan kolektor batik Ir Lintu Tulistyantoro MDs menggelar pameran bertajuk "Batik Tulistyantoro 4 Wedding" (Batik Pernikahan) di Lantai 6 Perpustakaan Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya pada 8-15 Maret 2013. Dalam pameran itu, dosen UKP itu memamerkan 17 motif batik untuk pernikahan dari berbagai daerah di Jatim, di antaranya Tong Centong, Per-Keper (Pamekasan), Sidomukti (Tuban), Sigar Tahu, Sabet Rante (Pamekasan), Semen, dan sebagainya. "Ke-17 motif batik yang dipamerkan merupkan batik tulis yang biasa digunakan dalam pernikahan di Jatim mulai dari Sumenep, Pamekasan, Bangkalan, Tuban, Sidoarjo, Mojokerto, Tulungagung, dan Trenggalek," papar Lintu. Ia menambahkan kain batik yang digunakan dalam pernikahan pun memiliki filosofi. "Per-Keper dari Pamekasan mempunyai filosofi cinta sejati antara laki-laki dan perempuan yang tergambar dalam sepasang kupu-kupu laki-laki dan perempuan, sedangkan Sabet Rante yang juga dari Pamekasan melambangkan janji dalam ikatan cinta," ucapnya.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013