Surabaya - Pedagang Pasar Turi Kota Surabaya tetap menolak rencana pembongkaran Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang dilakukan investor pembangunan Pasar Turi Baru. Salah satu pedagang di TPS Pasar Turi Kho Ping, di Surabaya, Kamis, mengatakan, hingga kini belum ada titik temu antara pedagang, pemkot maupun pihak investor sendiri. "Kalau pemkot dan pengembang mau membongkar TPS untuk memuluskan pembangunan Pasar Turi Baru, maka pedagang meminta ada kejelasan. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan baik berupa ganti rugi maupun alternatif tempat menampung pedagang," katanya. Menurut dia, pedagang saat ini tidak mau diposisikan rugi terus-menerus. Setelah bertahun-tahun tidak ada kejelasan nasib dan selalu dirugikan, kini pedagang ingin ada kejelasan kalau memang TPS dibongkar. "Kalau mau memberi ganti rugi maka sebutkan saja berapa nominalnya. Kalaupun masih tetap memberikan pedagang tempat untuk berjualan, lokasinya di mana?" katanya. Sayangnya, lanjut dia, ketegasan dari pemkot juga belum terlihat. Baik pengembang maupun pemkot sendiri belum memberikan alternatif solusi yang coba ditawarkan pada pedagang. Ketua Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Surabaya, M. Machmud menolak rencana investor Pasar Turi yakni PT Gala Megah Investment (GMI) membongkar TPS. Machmud mengingatkan, selama belum ada lokasi penampungan yang baru, maka pembongkaran tidak boleh dilakukan. "Komisi B siap mendukung. Asalkan investor dan pemerintah kota telah menyiapkan lokasi yang baru," katanya. Menurut Machmud, alasan PT Gala Megah Investment (GMI) membongkar TPS karena tempat penampungan sementara tersebut, dinilai mengganggu aktifitas pembangunan gedung Pasar Turi baru yang sedang dikerjakan. "Apapun alasanya, investor tidak boleh bertindak semena-mena. Karena ini menyangkut pendapatan dan hajat hidup orang banyak," katanya. Sebelumnya, Asisten II Sekkota Surabaya Muhlas Udin mengatakan, pembangunan empat lantai ini paling memungkinkan dilakukan untuk mengejar target Ramadhan 2013 selesai. Sebab hal itu sudah menjadi kesepakatan antara Pemkot dan PT GMI. Dengan pembangunan empat lantai itu, maka nantinya tidak ada ruang untuk parkir. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013